TMI Bondowoso Targetkan 15 Ribu Petani Terlindungi Asuransi pada 2025

BONDOWOSO– Organisasi Tani Merdeka Indonesia (TMI) resmi dilantik di Kabupaten Bondowoso. Kehadiran organisasi ini diharapkan mampu menjadi mitra strategis Pemerintah Daerah (Pemda) dalam mencari solusi persoalan pertanian. Mulai dari produksi, pascapanen, hingga permasalahan pupuk dan obat-obatan yang selama ini kerap membebani petani.

Pembina TMI Bondowoso, Abdul Majid, menyampaikan bahwa pihaknya segera menjalankan Program Kerja (Proker) usai pelantikan yang juga dihadiri langsung oleh Bupati Bondowoso. Menurutnya, kehadiran TMI akan menekankan sinergi dengan pemerintah kabupaten, khususnya di sektor pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat.

“TMI adalah organisasi nirlaba. Artinya, kami murni hadir untuk membantu masyarakat tani, bukan mencari keuntungan. Fokus kami mencarikan solusi terhadap persoalan-persoalan pertanian yang muncul di Bondowoso,” kata Abdul Majid saat dikonfirmasi, Selasa (26/8/2025).

Salah satu program prioritas yang akan dijalankan adalah memperjuangkan asuransi pertanian. Hal ini dinilai penting untuk melindungi petani tembakau maupun buruh tani dari kerugian akibat cuaca ekstrem dan fluktuasi harga.

Ia mencontohkan, di Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, tembakau mengalami gagal panen hingga 60 persen karena intensitas hujan tinggi. Meski Bondowoso tak separah itu, kualitas tembakau tetap terpengaruh karena kemarau basah sehingga harganya menurun drastis.

Menurut Majid, fakta lapangan seperti ini menjadi indikator perlunya asuransi bagi petani tembakau.

“Kami ingin memastikan para petani tembakau di Bondowoso mendapatkan perlindungan asuransi agar mereka tidak merugi terlalu besar ketika hasil panen buruk,” ujarnya.

Selain asuransi tani, TMI Bondowoso juga akan fokus memperjuangkan asuransi buruh tani. Jika selama ini bantuan alsintan hanya menyasar kelompok tani, TMI mendorong agar perlindungan asuransi diberikan langsung kepada buruh tani. Hal ini sejalan dengan visi Bupati Bondowoso yang ingin melindungi buruh tani melalui program asuransi berbasis APBD.

Pada tahun anggaran 2025, TMI menargetkan 15.000 petani dan buruh tani di Bondowoso tercover asuransi. Syaratnya pun sederhana, cukup memiliki KTP dan KK yang menunjukkan identitas sebagai petani atau buruh tani, dengan batas usia maksimal 64 tahun.

“Semua akan difasilitasi lewat kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan, dan biayanya murni ditanggung pemerintah,” jelas Sekretaris Komisi 4 DPRD Bondowoso itu.

Sebagai contoh, ia mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu seorang petani yang mengalami kecelakaan kerja menerima santunan asuransi senilai Rp. 40 juta. Santunan ini dinilai sangat membantu keluarga korban, apalagi iurannya disubsidi penuh oleh pemerintah daerah.

Untuk mendukung program ini, TMI juga mendorong kolaborasi dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Menurut Majid, tidak semua PPL mampu mengakomodir kebutuhan petani di desa. Karena itu, TMI siap membantu tugas PPL, khususnya dalam menyampaikan permasalahan produksi, hama, hingga distribusi pupuk ke klinik pertanian agar segera mendapatkan solusi.

“Kami sudah menyampaikan kepada kawan-kawan TMI untuk berkolaborasi dengan PPL di desa. Jika PPL kewalahan, kami siap membantu mengurai masalah hingga disampaikan ke klinik pertanian supaya segera ada penanganan,” tegasnya.

Dengan berbagai program tersebut, Abdul Majid optimistis Tani Merdeka Indonesia bisa menjadi jembatan antara petani, buruh tani, dan Pemda. Ia berharap keberadaan TMI Bondowoso mampu menghadirkan solusi nyata bagi dunia pertanian sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.