Yhara Aqila Janny Yusfikri Raih Juara Nasional, Bondowoso Pecah Telur di Ajang Sains SD
Dalam ajang tersebut, Yhara tampil gemilang dengan meraih Juara Umum Mata Pelajaran Sains. Rinciannya, Yhara berhasil menyabet Juara 1 Sains Level 1 dengan perolehan medali emas, uang tunai sebesar Rp. 2 juta, serta piala kaki 1. Selain itu, ia juga dinobatkan sebagai Juara Umum Mapel Sains dan mendapatkan uang tunai Rp. 3 juta serta piala kaki 4. Tak hanya itu, Yhara juga meraih medali perak pada Bahasa Inggris Level 1.
KABAR RAKYAT, BONDOWOSO — Untuk pertama kalinya, delegasi Bondowoso berhasil meraih juara nasional pada ajang kompetisi akademik tingkat nasional. Prestasi tersebut diraih oleh Yhara Aqila Janny Yusfikri, siswi kelas 2C SDN Dabasah 3 Bondowoso dalam ajang Kompetisi Matematika, Sains dan Inggris (KMSI) besutan yayasan Intan Mutia Malang.
Dalam ajang tersebut, Yhara tampil gemilang dengan meraih Juara Umum Mata Pelajaran Sains. Rinciannya, Yhara berhasil menyabet Juara 1 Sains Level 1 dengan perolehan medali emas, uang tunai sebesar Rp. 2 juta, serta piala kaki 1. Selain itu, ia juga dinobatkan sebagai Juara Umum Mapel Sains dan mendapatkan uang tunai Rp. 3 juta serta piala kaki 4. Tak hanya itu, Yhara juga meraih medali perak pada Bahasa Inggris Level 1.
Yhara mengaku mengikuti lomba tersebut atas keinginannya sendiri karena kecintaannya pada ilmu pengetahuan, khususnya sains.
“Saya suka pelajaran sains karena isinya ilmu pengetahuan dan selaras dengan cita-cita saya, karena saya ingin menjadi dokter. Saya ikut lomba ingin mendapatkan juara dan meraih prestasi,” ujar Yhara saat ditemui ke sekolahnya, Rabu (17/12/2025).
Ia juga bertekad untuk mempertahankan prestasi bahkan meraih capaian yang lebih tinggi di masa mendatang.
Ayah Yhara, Dr. Yusfikri Yusran, mengungkapkan bahwa keberhasilan putrinya tidak terlepas dari proses panjang, disiplin, serta pengawasan intensif yang dilakukan keluarga. Ia menyampaikan apresiasi kepada pihak sekolah yang telah memberikan dukungan penuh terhadap perkembangan akademik Yhara.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah. Prinsip kami sederhana, usaha dan doa tidak akan mengkhianati hasil,” tuturnya.
Menurut pelaku usaha apotik tersebut, sejak usia dini Yhara sudah dibiasakan mengikuti kompetisi untuk membangun rasa percaya diri. Bahkan, sebelum menekuni sains, Yhara sempat diarahkan ke bidang seni.
"Saat masih PAUD, Yhara mengikuti les mewarnai dan berhasil menembus prestasi nasional dengan meraih peringkat kelima. Dari situ kami melihat bahwa anak ini punya potensi, tinggal bagaimana kami mengarahkan dan mengawasinya,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa pengawasan menjadi kunci utama, terutama karena kedua orang tua sama-sama bekerja.
Demi memastikan pendampingan optimal, Dr. Yusfikri memutuskan membuka usaha apotek agar waktu bersama anak lebih terkontrol. Saat ini, ia mengelola lima cabang apotek yang tersebar di Wonosari, Tapen, Botolinggo, Sumbergading, dan Pakisan.
Dalam keseharian, pola belajar Yhara diatur secara ketat namun fleksibel. Ayahnya secara langsung membimbing mata pelajaran sains, sementara matematika ditangani guru les yang datang tiga kali seminggu, bahkan intensitasnya meningkat menjelang lomba. Untuk Bahasa Inggris, Yhara mengikuti les di Excellent English Learning Center Badean.
“Biasanya kami manfaatkan waktu antar-jemput sekolah atau les. Ada sekitar 20 menit untuk drill materi pembelajaran,” katanya.
Dr. Yusfikri juga mengakui bahwa Yhara memiliki tantangan dalam hal fokus karena sifatnya yang sangat aktif. Untuk itu, keluarga dan guru sepakat memberi perhatian khusus, termasuk menempatkan Yhara duduk sendiri di kelas agar lebih konsentrasi.
“Kami tidak menuntut harus juara umum, tapi untuk medali emas, perak, atau perunggu kami optimis. Yang penting prosesnya jujur, tidak menyontek, dan anak menikmati belajar,” tegasnya.
Sementara itu, Koordinator KMSI Rayon Bondowoso, Dwi Restu Wahyudi, menyebut prestasi Yhara sebagai pencapaian luar biasa. Selama ini, delegasi SD dari Bondowoso maksimal hanya mampu meraih juara dua.
“Ini menjadi sejarah baru dan motivasi bagi siswa lain agar berani berkompetisi di tingkat nasional,” katanya.
Dukungan juga disampaikan oleh Ika Yudhawatiningtyas, guru SDN Dabasah 3 Bondowoso. Menurutnya, prestasi ini merupakan hasil sinergi antara kerja keras siswa, dukungan orang tua, dan pembinaan sekolah.
“Kami menerapkan pembelajaran aktif dan menyenangkan agar siswa memahami konsep, bukan sekadar menghafal. Prestasi ini kami jadikan motivasi bagi siswa lain untuk berani bermimpi dan berprestasi,” ujarnya.
Ia berharap dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk sarana pembelajaran, pelatihan guru, maupun program pembinaan prestasi, agar semakin banyak siswa Bondowoso mampu bersaing dan mengharumkan nama daerah di tingkat nasional.
What's Your Reaction?