Bebek Ungkep Khas Binakal, Cita Rasa Madura dari Dapur Rumahan Nur Aini

Nur Aini menceritakan bahwa ide membuka usaha bebek ungkep ini muncul setelah melihat potensi besar dari banyaknya peternak bebek di wilayah Binakal.

Jul 4, 2025 - 20:55
Jul 5, 2025 - 12:36
 0  29
Bebek Ungkep Khas Binakal, Cita Rasa Madura dari Dapur Rumahan Nur Aini
Bebek ungkep khas Binakal

BONDOWOSO— Di balik aroma harum rempah dan gurihnya daging bebek yang menggoda, tersimpan kisah inspiratif dari seorang pelaku usaha rumahan asal Desa Binakal, Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso. 

Dialah Nur Aini, pemilik usaha Bebek Ungkep Khas Binakal, yang sejak 2023 terus mengembangkan kuliner khas berbahan dasar bebek lokal.

Nur Aini menceritakan bahwa ide membuka usaha bebek ungkep ini muncul setelah melihat potensi besar dari banyaknya peternak bebek di wilayah Binakal. 

Terinspirasi dari dorongan dan dukungan langsung Camat Binakal, Eko, ia pun memberanikan diri untuk memulai usaha kuliner berbasis olahan bebek kampung.

“Awalnya saya melihat di sini bebek sangat mudah didapat karena banyak peternak. Saya berpikir kenapa tidak kita olah saja jadi makanan khas? Kebetulan juga Pak Camat Eko sangat mendukung dan sering memberikan kesempatan untuk memperkenalkan bebek ungkep ini dalam setiap kegiatan kecamatan,” ungkap Nur Aini, Jum'at (4/7/2025).

Ia menambahkan, hampir setiap kali ada kegiatan di Kecamatan Binakal, Camat Eko selalu memesan langsung bebek ungkep buatannya. Dukungan itu menjadi semangat tersendiri bagi Nur Aini untuk terus mempertahankan kualitas rasa dan pelayanan kepada pelanggan.

Soal cita rasa, Nur Aini menyebut bahwa resep bebek ungkep miliknya terinspirasi dari pengalaman pribadinya saat menikmati bebek khas Madura. Ia mencoba mereplikasi cita rasa tersebut dan ternyata berhasil membuat para pelanggan jatuh hati.

“Banyak pelanggan yang bilang rasa bebek saya mirip bebek Madura. Padahal ini resep saya olah sendiri setelah saya coba-coba di rumah. Alhamdulillah, banyak yang suka,” ujarnya dengan senyum.

Dalam pengolahannya, Nur Aini hanya menggunakan bebek kampung yang dibeli langsung dari peternak lokal di Desa Binakal. Ia tidak pernah mengambil bahan baku dari luar daerah demi menjaga kualitas dan cita rasa yang khas. 

Proses pengolahan bebek pun cukup panjang dan detail. Setelah disembelih, bebek dibersihkan lalu direbus selama 2 hingga 3 jam untuk menghilangkan bau amis dan melembutkan daging. Setelah itu, bebek diungkep selama kurang lebih 2 jam bersama bumbu-bumbu khas Binakal yang menjadi rahasia kelezatannya.

“Setelah proses ungkep selesai, baru bebek bisa digoreng dan disajikan. Bisa dinikmati langsung ataupun dipesan untuk dibawa pulang,” jelas Nur Aini.

Usaha rumahan ini melayani penjualan secara offline dan online, baik melalui pemesanan langsung maupun lewat platform digital. Dalam sehari, Nur Aini bisa mengolah dan menjual hingga 15 ekor bebek, dengan harga berkisar antara Rp30.000 hingga Rp100.000 per porsi atau ekor, tergantung ukuran dan jenis pesanan.

Meskipun sudah memiliki banyak pelanggan tetap, Nur Aini mengaku usahanya masih tergolong kecil karena masih dikelola secara rumahan. Ia berharap ada dukungan lebih lanjut dari pemerintah, terutama dalam hal permodalan dan pengembangan tempat produksi.

“Sebenarnya Pak Kades sudah menyediakan tempat, tapi karena keterbatasan modal, saya belum bisa pindah dari rumah. Harapannya ke depan ada bantuan modal dari pemerintah agar usaha ini bisa lebih besar dan memberi manfaat juga bagi masyarakat sekitar, khususnya peternak bebek,” harapnya.

Melalui Bebek Ungkep Khas Binakal, Nur Aini tidak hanya berharap meningkatkan ekonomi keluarganya, tapi juga ingin membuka jalan bagi kemajuan ekonomi masyarakat desa, khususnya para peternak lokal yang selama ini menjadi mitra utama usahanya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow