Libatkan 10 Siswa dan 4 Pembina Bersertifikat, SDN Mangli Siap Berlaga di Scout Exploration Camp 2025
Kegiatan ini akan diikuti oleh sedikitnya 200 peserta, yang akan memperebutkan gelar juara 1, 2, dan 3 untuk kategori putra dan putri.

BONDOWOSO– Dalam rangka menyambut ajang Scout Exploration Camp (SEC) 2025, SDN Mangli tengah mempersiapkan diri secara serius untuk mengikuti kompetisi bergengsi tersebut.
Kegiatan ini akan diikuti oleh sedikitnya 200 peserta, yang akan memperebutkan gelar juara 1, 2, dan 3 untuk kategori putra dan putri.
Kepala SDN Mangli, Dwi Restu Wahyudi, mengungkapkan bahwa pihak sekolah telah menunjuk 10 siswa terbaik untuk menjadi delegasi, terdiri dari 5 putra dan 5 putri. Mereka akan mewakili sekolah dalam berbagai jenis perlombaan, mulai dari pioneering, sandi dan semaphore, hingga halang rintang.
“Anak-anak kami latih setiap hari, khusus hari biasa dan khususnya hari Jumat. Latihannya cukup intens karena kami ingin membentuk fisik, mental, dan kerja sama tim yang kuat. Apalagi tahun ini persaingannya cukup ketat,” jelas Dwi, Jum'at (8/8/2025).
Dalam proses pelatihan, SDN Mangli melibatkan empat guru pembina Pramuka, yang semuanya telah memiliki sertifikat Kursus Mahir Dasar (KMD).
“Pembina kami adalah guru-guru yang memang kompeten di bidang kepramukaan. Sertifikat KMD adalah minimal syaratnya, karena kami ingin peserta didampingi oleh pelatih yang punya bekal dan pengalaman memadai,” lanjutnya.
SDN Mangli bukan pendatang baru dalam kompetisi semacam ini. Dalam ajang serupa sebelumnya, sekolah ini pernah menorehkan prestasi membanggakan, seperti juara 2 untuk halang rintang dan juara 3 untuk pioneering.
Namun, lebih dari sekadar mengejar prestasi, Dwi menekankan bahwa keterlibatan siswa dalam kegiatan ini bertujuan untuk membentuk karakter yang tangguh, berani, dan mandiri.
Terlebih, kegiatan Scout Exploration Camp 2025 ini juga mengharuskan peserta untuk menginap satu malam, yang menjadi kesempatan untuk mengasah kemandirian dan kedisiplinan siswa secara langsung.
“Anak-anak akan belajar jauh dari orang tua, mengatur perlengkapan sendiri, menjaga kebersihan, dan bekerja dalam tim. Ini semua penting untuk bekal kehidupan mereka ke depan,” ujarnya.
Meski berharap dapat membawa pulang piala kejuaraan, SDN Mangli menekankan bahwa pengalaman dan pembelajaran yang didapat siswa jauh lebih berharga daripada sekadar trofi.
“Kalau juara itu bonus, tapi yang utama adalah anak-anak mendapatkan pengalaman yang tidak bisa mereka pelajari di dalam kelas. Ini tentang keberanian, kerja sama, dan semangat pantang menyerah,” pungkasnya.
What's Your Reaction?






