Atap Asrama Putri Ponpes di Situbondo Runtuh, Satu Santri Meninggal Dunia

Atap asrama putri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syeikh Abdur Qodir Jailani di Situbondo runtuh tengah malam. Satu santri meninggal dunia, belasan lainnya luka-luka. Bangunan baru dua tahun ini diduga terdampak gempa dan hujan deras.

Oct 29, 2025 - 19:46
Oct 29, 2025 - 19:49
 0
Atap Asrama Putri Ponpes di Situbondo Runtuh, Satu Santri Meninggal Dunia
Kondisi asrama putri usau atap roboh

SITUBONDO— Suasana Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syeikh Abdur Qodir Jailani di Desa Belimbing, Kecamatan Besuki, Situbondo, mendadak mencekam pada Selasa (29/10/2025) dini hari.

Atap bangunan asrama putri runtuh sekitar pukul 01.00 WIB saat para santri tengah terlelap.

Peristiwa tragis itu menelan satu korban jiwa. Seorang santri putri dilaporkan meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara belasan lainnya mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.

Menurut informasi yang dihimpun, suara gemuruh keras terdengar dari arah belakang kompleks asrama.

Dalam hitungan detik, atap bangunan lantai dua itu ambruk dan menimpa sejumlah santri yang sedang beristirahat di dalam kamar.

Pengasuh Pondok Pesantren Syeikh Abdur Qodir Jailani, KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi, mengatakan bangunan asrama yang runtuh merupakan gedung baru yang selesai dibangun sekitar dua tahun empat bulan lalu.

“Bangunannya masih tergolong baru. Saya benar-benar tidak menyangka bisa runtuh secepat ini,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (29/10/2025).

Hasan menuturkan, sejak gempa mengguncang wilayah Situbondo beberapa waktu lalu, sejumlah santriwati sebenarnya sempat mendengar bunyi retakan di bagian atap asrama. Namun, mereka tidak melaporkan hal itu karena mengira kondisi bangunan masih aman.

“Katanya waktu gempa kedua kemarin, ada bunyi ‘krek-krek’ dari atas. Tapi santri tidak bilang karena dikira cuma bunyi biasa. Ternyata itu tanda awal keretakan,” jelasnya.

Dugaan sementara, runtuhnya atap asrama putri tersebut dipicu oleh kombinasi antara kerusakan struktural akibat gempa dan terpaan hujan deras disertai angin kencang yang melanda Situbondo pada Selasa malam.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo mencatat, sekitar pukul 23.00 WIB, wilayah Besuki dan sekitarnya diguyur hujan lebat serta terdampak gempa berkekuatan 5,7 magnitudo. Sejumlah bangunan di kawasan itu dilaporkan mengalami retakan pada bagian dinding dan atap.

Koordinator Pusdalops BPBD Situbondo, Puriono, mengatakan pihaknya menerima laporan pertama sekitar pukul 01.00 WIB dari pengurus pesantren. Tim langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan evakuasi dan pendataan korban.

“Mendengar laporan suara gemuruh dan atap ambruk, kami bersama aparat dan relawan segera datang. Para santri langsung diungsikan ke tempat yang lebih aman,” ujar Puriono.

Ia menambahkan, proses evakuasi dilakukan secara bergotong royong oleh pengurus pesantren, warga sekitar, dan tim relawan BPBD. Upaya pembersihan puing-puing bangunan berlangsung hingga menjelang subuh.

Hingga Rabu pagi, area asrama putri telah dipasangi garis polisi untuk kepentingan penyelidikan. Aparat kepolisian bersama tim teknis dari Dinas PUPR Situbondo melakukan pemeriksaan struktur bangunan guna memastikan penyebab pasti keruntuhan.

Pihak pesantren mengaku masih berduka mendalam atas kejadian ini. Pengasuh meminta seluruh pihak mendoakan korban meninggal dunia serta kesembuhan para santriwati yang terluka. “Kami mohon doa agar semua santri kuat dan tabah menghadapi ujian ini,” tutup Hasan dengan mata berkaca-kaca.

---

Penulis: Khairul

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow