Viral Dugaan Jual Beli Jabatan di Solok, Publik Desak Bupati Angkat Bicara
Unggahan anonim di media sosial mengguncang Kabupaten Solok setelah menyebut nama pejabat dan tokoh lokal terkait dugaan praktik jual beli jabatan. Publik menuntut klarifikasi, sementara para pihak yang dituding masih memilih bungkam. ________________________________________

SOLOK – Jagat media sosial di Kabupaten Solok dihebohkan oleh unggahan anonim di grup Silaturahmi Solok yang menyebut sejumlah nama pejabat dan tokoh lokal. Nama-nama seperti H. Kirun, Kurniati Tipasatrio, Medison M.Si, hingga Apolai Candra muncul dalam unggahan yang menyinggung isu “ampau” atau uang sebagai syarat menduduki jabatan. Unggahan itu diposting pada 24 September 2025.
Pesan tersebut langsung viral. Warganet ramai-ramai menyebarkan tangkapan layar unggahan tersebut disertai komentar pedas dan nada kemarahan.
Tak sedikit yang mempertanyakan, benarkah jabatan publik di Kabupaten Solok bisa diperjualbelikan? Suara publik menggema, menuntut keadilan dan transparansi. Namun, identitas pengunggah masih misterius sehingga menambah sensasi dan memicu perdebatan panjang.
Hingga kini, pihak-pihak yang disebutkan dalam unggahan itu belum memberikan klarifikasi. Bupati Solok Jon Firman Pandu, Sekda Medison, serta sejumlah tokoh yang dikaitkan dengan isu tersebut belum merespons konfirmasi yang disampaikan melalui WhatsApp.
Sikap bungkam tersebut justru menimbulkan spekulasi liar. Publik semakin curiga dan amarah warganet kian membesar.
Bahkan, sejumlah komentar menegaskan bahwa mereka akan terus mengawal isu ini hingga tuntas. “Kalau memang ada permainan uang di pemerintahan, rakyat tidak akan diam!” tulis salah seorang warganet yang unggahannya ikut viral.
Fenomena ini menjadi cermin tajam. Di era media sosial, isu politik dan dugaan praktik korupsi dapat terbongkar hanya dalam hitungan menit. Publik menuntut jawaban terbuka, bukan diam yang justru memperuncing keresahan.
Kabupaten Solok kini berada di persimpangan: apakah pemerintah daerah berani menjawab dengan transparansi, atau membiarkan isu ini menjadi bara yang kian membesar di ruang publik.
Penulis: Dioni
What's Your Reaction?






