PKL Bondowoso Lega Renovasi Jogging Track Alun-Alun Ditunda Pemkab
Ia menjelaskan, sejak 2017 terdapat persoalan yang belum selesai terkait Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 55-56 yang mengatur penataan alun-alun. Regulasi tersebut menjadi ganjalan hingga hari ini dan harus segera diselesaikan agar wajah alun-alun bisa direvitalisasi secara menyeluruh.

BONDOWOSO– Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) Bondowoso, Mujiati, menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso yang memutuskan menunda rencana renovasi jogging track di kawasan Alun-Alun Raden Bagus Assra.
Menurut Mujiati, keputusan tersebut menunjukkan sikap humanis pemerintah yang lebih mengutamakan kebutuhan mendesak masyarakat, khususnya keberadaan PKL yang sejak lama beraktivitas di kawasan alun-alun.
“Saya berterima kasih sekali, karena yang kemarin itu bukan berarti jogging track ditiadakan, tetapi ditunda. Pemkab lebih mengutamakan faktor kemanusiaan,” ujar Mujiati.
Ia menjelaskan, sejak 2017 terdapat persoalan yang belum selesai terkait Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 55-56 yang mengatur penataan alun-alun. Regulasi tersebut menjadi ganjalan hingga hari ini dan harus segera diselesaikan agar wajah alun-alun bisa direvitalisasi secara menyeluruh.
“Kalau akar persoalan di perbup itu tidak dituntaskan, mau direvitalisasi seperti apa pun, masalahnya akan tetap mengganjal,” tegasnya.
Meski begitu, Mujiati menegaskan pihaknya tidak menolak rencana pemerintah untuk mempercantik alun-alun. Justru ia berharap agar revitalisasi tetap dilakukan dengan konsep yang lebih menyeluruh, tanpa menghilangkan keberadaan PKL yang selama ini menjadi bagian penting denyut ekonomi di pusat kota Bondowoso.
“Kami juga ingin alun-alun ini menjadi lebih bagus, tapi dengan tidak menghilangkan PKL. Saya sepakat dengan apa yang disampaikan Sekda, bagaimana kita bisa menata PKL sekaligus menjadikan alun-alun sebagai salah satu ikon Bondowoso,” ungkapnya.
Mujiati menambahkan, keberadaan PKL sebenarnya justru bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri. Selain sebagai ruang terbuka publik, alun-alun bisa dipadukan dengan pusat kuliner rakyat yang tertata rapi.
“Ketika ada wisatawan dari luar atau dalam kota, mereka tidak hanya sekadar mampir, tapi juga bisa menikmati kuliner khas Bondowoso di alun-alun. Itu sangat mungkin,” katanya.
Ia mengungkapkan bahwa PKL binaannya saat ini jauh lebih tertib dibandingkan beberapa tahun lalu. Jika sebelumnya masih terkesan tidak teratur, kini para pedagang sudah bisa diarahkan untuk mendukung penataan kawasan.
“Dulu mungkin agak liar, dalam tanda kutip karep dewe. Tapi hari ini mereka sudah bisa kita beri arahan. Jadi besar kemungkinan kalau area PKL di alun-alun ini bisa ditata sekaligus dijadikan salah satu ikon Bondowoso,” pungkas Mujiati.
What's Your Reaction?






