Reaktivasi Jalur KA, Langkah Strategis Bondowoso Atasi Keterbatasan Transportasi
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso, Fathur Rozi, mengungkapkan dukungan penuh terhadap rencana reaktivasi jalur kereta api (KA) yang menghubungkan wilayah Tapal Kuda seperti Jember, Situbondo, dan Bondowoso.

KABAR RAKYAT,BONDOWOSO– Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso, Fathur Rozi, mengungkapkan dukungan penuh terhadap rencana reaktivasi jalur kereta api (KA) yang menghubungkan wilayah Tapal Kuda seperti Jember, Situbondo, dan Bondowoso.
Menurutnya, rencana ini merupakan salah satu opsi strategis untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah, terutama dalam penyediaan moda transportasi massal yang terjangkau dan efisien bagi masyarakat.
Meski saat ini proses reaktivasi masih dalam tahap komunikasi awal dan belum sampai pada penyusunan kerangka acuan kerja atau term of reference (TOR), Rozi menegaskan bahwa langkah-langkah koordinatif telah mulai dijalankan.
"Komunikasi dengan pihak-pihak terkait sudah ada. Memang secara teknis, termasuk TOR-nya, masih belum rampung. Tapi arah ke sana sudah mulai dibicarakan," ujar Rozi, Kamis (2/10/2025).
Ia menyoroti bahwa kebutuhan akan transportasi publik yang layak sangat mendesak, mengingat saat ini aksesibilitas antarwilayah masih terbatas. Masyarakat yang ingin bepergian dari Jember ke Situbondo, atau dari Bondowoso ke dua wilayah tersebut, belum memiliki alternatif transportasi yang benar-benar bisa diandalkan secara permanen.
"Kalau kita lihat, transportasi umum saat ini ada, tapi sangat terbatas. Belum ada sistem yang benar-benar diminati dan digunakan secara luas oleh masyarakat. Karena itu, salah satu opsi yang disampaikan oleh Bapak Bupati adalah mendorong reaktivasi jalur kereta api," jelasnya.
Rozi juga menambahkan bahwa reaktivasi ini tidak harus selalu berarti menggunakan jalur rel lama yang mungkin sudah tidak layak. Bila diperlukan, jalur baru bisa menjadi solusi, tergantung pada kondisi eksisting dan hasil kajian teknis di lapangan.
Lebih jauh, ia mengajak masyarakat Bondowoso untuk tidak merasa tertinggal dibandingkan daerah tetangga yang telah lebih dulu memiliki infrastruktur strategis seperti bandara atau dermaga. Jember, misalnya, telah memiliki bandara. Banyuwangi bahkan punya bandara dan dermaga, begitu juga dengan Situbondo yang memiliki akses laut.
Namun, Fathur menilai bahwa di balik keterbatasan tersebut justru terdapat potensi kekuatan yang bisa digali lebih dalam oleh Bondowoso.
"Jangan merasa kecil hati. Ini justru jadi tantangan bagi kita. Dalam satu keterbatasan itu sering kali tersembunyi kekuatan. Ibaratnya, orang biasa mungkin tak bisa lompat pagar setinggi lima meter. Tapi kalau sedang dikejar anjing, pasti bisa," ujarnya berseloroh, menggambarkan pentingnya motivasi dan dorongan dalam menghadapi tantangan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso berharap agar rencana reaktivasi ini tidak hanya menjadi angan-angan, tetapi bisa segera diwujudkan melalui kerja sama lintas sektor, termasuk dengan PT KAI, Kementerian Perhubungan, dan pemerintah daerah sekitar.
Jika berhasil, proyek ini diyakini tidak hanya akan meningkatkan mobilitas masyarakat, tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di wilayah Bondowoso dan sekitarnya.
What's Your Reaction?






