Kemenkes RI Berkunjung ke Sampang, Pantau Langsung Penanganan Penyakit Kusta

SAMPANG— Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin bersama Plt. Dirjen P2 Kementerian Kesehatan melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sampang, Madura, pada Selasa (8/7/2025).
Kunjungan ini bertujuan memantau secara langsung penanganan kasus penyakit kusta yang masih menjadi perhatian serius di daerah tersebut.
Dalam kunjungan tersebut, Menkes Budi Gunadi Sadikin tidak datang sendiri. Ia didampingi oleh dua perwakilan organisasi kesehatan dari Jepang, yakni Presiden Nippon Foundation, Mr. Sasakawa, serta Presiden Sasakawa Health Foundation, Prof. Takahiro Nanri.
Kedua lembaga ini dikenal aktif dalam program pemberantasan kusta secara global.
Rombongan dari Kemenkes RI dan delegasi Jepang disambut hangat oleh Bupati Sampang H Slamet Junaidi, Wakil Bupati Ahmad Mahfudz, dan jajaran Pemerintah Kabupaten Sampang di Pendopo Trunojoyo.
Penyambutan tersebut menjadi simbol kerja sama internasional dalam mengatasi penyakit kusta.
Dalam sambutannya, Bupati Slamet Junaidi mengungkapkan bahwa saat ini terdapat lebih dari 85 kasus kusta aktif yang sedang ditangani oleh Pemkab Sampang.
Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah sangat serius dalam menangani masalah ini, termasuk dalam hal pelayanan dan pengobatan.
Bupati juga memastikan bahwa seluruh pengobatan pasien kusta di Kabupaten Sampang diberikan secara gratis.
“Pengobatan untuk warga Sampang wajib gratis. Tidak hanya di tempat pelayanan kesehatan di Sampang, tapi juga di seluruh Indonesia, asalkan memiliki KTP Sampang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pemkab Sampang juga tengah memodifikasi strategi penanganan kusta dengan dukungan Kementerian Kesehatan. Salah satu target utama adalah eliminasi penyakit kusta sebelum tahun 2030. Bahkan, Bupati optimistis target tersebut bisa tercapai lebih cepat pada 2029.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam kesempatan itu mengimbau masyarakat Sampang untuk tidak lagi merasa takut terhadap penyakit kusta. Ia menjelaskan bahwa kusta bukan penyakit yang mudah menular dan dapat disembuhkan secara tuntas.
“Penyakit kusta lebih sulit menular dibandingkan dengan TBC, COVID-19, maupun penyakit menular lainnya. Jadi tidak perlu takut, karena bisa dikenali sejak awal dan langsung diobati,” kata Budi.
Ia juga menjelaskan bahwa kusta bisa dikenali dengan kemunculan bercak pada kulit—baik putih, merah, maupun ungu—yang jika disentuh tidak terasa. Menurutnya, jika langsung ditangani dengan pengobatan Multi Drug Therapy (MDT), penularan bisa berhenti hanya dalam waktu satu bulan.
Tidak hanya fokus pada pengobatan, Kemenkes juga memberikan perhatian terhadap lingkungan sosial pasien kusta. Menkes menyebutkan adanya dosis pencegahan bagi keluarga pasien bernama PEC (Post-Exposure Chemoprophylaxis), yang cukup diminum sekali dan efektif mencegah penularan.
Kunjungan ini menjadi penegas komitmen pemerintah pusat dalam pemberantasan penyakit kusta di Indonesia, khususnya di daerah-daerah dengan kasus aktif seperti Sampang. Dukungan dari mitra internasional pun menjadi tambahan energi untuk mencapai target eliminasi secara nasional.
Pemerintah berharap, dengan kolaborasi lintas sektor dan lintas negara, stigma terhadap penderita kusta bisa ditekan, dan pasien dapat hidup layak serta kembali produktif di tengah masyarakat.
What's Your Reaction?






