Peternakan Bebek di Bondowoso Bangkitkan Ekonomi Desa

Inisiatif ini tidak hanya menghidupkan kembali sektor unggas di kawasan tersebut, tetapi juga membuka peluang kerja dan meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD).

Jul 4, 2025 - 21:03
Jul 5, 2025 - 12:38
 0  18
Peternakan Bebek di Bondowoso Bangkitkan Ekonomi Desa
Camat Baratan, Hasan saat ditemui di kandang bebek usahanya

BONDOWOSO– Kecamatan Binakal menjadi sorotan berkat inisiatif Kepala Desa yang mengembangkan industri peternakan bebek petelur secara modern dan terintegrasi.

 Inisiatif ini tidak hanya menghidupkan kembali sektor unggas di kawasan tersebut, tetapi juga membuka peluang kerja dan meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD).

Camat Binakal, Ifan Arifandi, menyampaikan bahwa pengembangan ini dimulai dari inisiatif Kepala Desa Baratan yang berani memulai peternakan bebek secara intensif dan bermitra dengan empat desa lainnya, yakni Desa Baratan, Desa Sumber Tengah, Desa Binakal, dan Desa Bendelan.

"Binakal ini memang dikenal sejak lama dengan budidaya bebek, namun masih bersifat tradisional. Kini, dengan pendekatan yang lebih modern dan terorganisir, hasilnya bisa lebih optimal dan berdampak langsung pada perekonomian warga," ungkap Ifan, Jum'at (4/7/2025).

Kepala Desa Baratan, Hasan, mengungkapkan bahwa kemitraan yang dibangun menyasar integrasi produksi, mulai dari pengadaan pakan hingga distribusi telur. 

"Untuk suplai pakan, ketiga desa mitra mengambil dari kami agar satu pintu. Begitu pula dengan distribusi telurnya. Saat ini, total populasi bebek di tiga desa mencapai 1.200 ekor," jelas Hasan.

Meski sempat terkendala cuaca dan fluktuasi produksi, Hasan mengklaim produksi harian mencapai 900 butir telur dengan harga jual bervariasi antara Rp1.800 hingga Rp2.400 per butir, tergantung musim. 

"Dengan perputaran uang harian mencapai puluhan juta rupiah, ekonomi desa pun ikut tumbuh. Satu kandang rata-rata dikelola dua orang tenaga kerja, dan setiap kandang menampung sekitar 400 ekor bebek," tambahnya.

Namun, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah pergantian cuaca yang memicu stres pada bebek, bahkan menyebabkan penyakit seperti flu dan mata biru. Meski kini sudah tersedia obat, faktor kebersihan kandang tetap menjadi kunci. 

"Kalau kandang kotor dan bau, produksi telur bisa menurun drastis," ujarnya.

Siklus produktif bebek juga diperhatikan secara ketat. Masa produktif terbagi dua tahap: 8–9 bulan pertama, lalu setelah masa rontok bulu selama 50 hari, bebek kembali bertelur hingga usia 15 bulan. Setelah itu, bebek harus diafkir karena sudah tidak produktif.

Ifan berharap, ke depan, program ini bisa ditangani langsung oleh BUMDes agar berdampak lebih besar terhadap peningkatan PAD dan mengurangi pengangguran, khususnya di kalangan pemuda. 

“Kami berharap pemerintah daerah, terutama Pak Bupati, dapat melihat potensi besar ini sebagai salah satu solusi mengurangi kemiskinan dan pengangguran di desa,” tutup Ifan.

Diketahui, kebutuhan telur bebek di Bondowoso baru bisa dipenuhi sekitar 30 persen dari produksi lokal. Artinya, masih ada 70 persen celah pasar yang dapat dimanfaatkan oleh peternak lokal.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow