Dampak Efisiensi Anggaran, Sembilan Ruas Jalan di Banyuwangi Batal Dibangun
Imbas efisiensi Dana Alokasi Khusus (DAK) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sembilan proyek pembangunan jalan yang direncanakan Dinas PU Cipta Karya, Perumahan dan Pemukiman Banyuwangi dibatalkan

KABAR RAKYAT -
Imbas efisiensi Dana Alokasi Khusus (DAK) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sembilan proyek pembangunan jalan yang direncanakan Dinas PU Cipta Karya, Perumahan dan Pemukiman Banyuwangi dibatalkan.
Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Perumahan dan Permukiman Kabupaten Banyuwangi Suyanto Waspo Tondo mengatakan, kebijakan efisiensi anggaran dari Pemerintah Pusat pasti berpengaruh ke daerah termasuk Banyuwangi.
"Efisiensi anggaran pasti ada pengaruhnya. Tapi kita pilih yang resikonya paling minim yang mana," ucap Suyanto Waspo Tondo, Rabu (5/03/2025).
Pria yang akrab dipanggil Yayan ini, mengatakan, dampak yang sudah pasti adalah penundaan pembangunan 9 ruas jalan di Banyuwangi. Sedianya pembangunan 9 ruas jalan tersebut dibiayai pemerintah pusat melalui DAK.
"Untuk 9 ruas jalan di Banyuwangi nilainya Rp. 59 miliar, itu yang pasti (dibatalkan)," tegasnya.
Dia menyebut, pembangunan 9 ruas jalan ini sebenarnya sudah ada pemenang tendernya. Namun menurutnya sudah dibatalkan sekitar 2 minggu yang lalu.
Sembilan ruas jalan yang pembangunannya dibatalkan tersebut diantaranya ruas jalan Pekulo, ruas jalan Sukamaju-Parijatah, ruas jalan pesanggaran-pantai lampon, ruas jalan Pesanggaran-Sumberagung.
"Tapi untuk DAK jelas Rp59 miliar dibatalka tahun ini, sudah ada pemenangnya padahal," ujarnya.
Namun menurut Yayan, kebijakan efisiensi ini tidak terlalu banyak berpengaruh pada pembangunan infrastruktur yang berasal dari APBD. Karena pemerintah pusat menekankan 16 item belanja untuk diefisiensikan. Diantaranya, rapat, kegiatan seremonial, dan perjalanan dinas.
Meski demikian, lanjutya, pembangunan infrastruktur yang bersumber dari APBD dilakukan dengan menerapkan skala prioritas dari yang paling penting.
"Skala prioritas yang paling penting mana, yang paling tidak penting belakangan," tegasnya.
Infrastruktur yang menjadi skala prioritas ini yakni pertama jalan utama atau jalan primer, kemudian rute Tour de Banywuangi Ijen, jalan menuju destonasi wisata, jalan produksi pertanian.
"Setelah itu baru yang lainnya," ujarnya.***
What's Your Reaction?






