Disindir di Podcast, Abror: Pendukung Saya Guru Pejuang dan Perindu Perubahan

"Ada yang PNS, ada yang P3K, guru swasta, ada yang berstatus honorer, ada juga pegiat pendidikan dan praktisi hukum yang peduli terhadap pendidikan," gamblangnya.

Sep 8, 2025 - 07:13
Sep 8, 2025 - 08:42
 0
Disindir di Podcast, Abror: Pendukung Saya Guru Pejuang dan Perindu Perubahan
(Tengah) Muhammad Abror Budianto Ketua PGRI Jember versi H.Teguh Sumarno (Foto: Istimewa)

KABAR RAKYAT, JEMBER - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Jember, Muhammad Abror Budianto menanggapi santai sindiran di salah satu sindiran podcast yang mempertanyakan dimana pendukungnya.

Abror menilai, pernyataan salah satu tokoh dalam tayangan salah satu podcast itu, kurang patut dan sangat disayangkan disampaikan dalam ruang publik disaat organisasi masih sedang berpolemik. 

Dikatakan Abror, semestinya seorang pendidik itu harus lebih arif dan bijak melihat persoalan. Bukan justru, memancing perdebatan.

"Jika saya ditanyakan siapa pendukung saya, saya sampaikan adalah guru perjuangan mereka yang merindukan keadilan dan ingin perubahan dalam tubuh PGRI. Kalau ingin merangkul, ayo berjalan bersama, bukan dengan begitu," tegas Abror, Senin (08/09/2025).

Saat ditanya jumlah dukungan, pria keturunan Madura ini menegaskan, pihaknya mengaku didukung oleh ribuan guru dengan multi status yang memiliki integritas dan dedikasi tinggi.

"Ada yang PNS, ada yang P3K, guru swasta, ada yang berstatus honorer, ada juga pegiat pendidikan dan praktisi hukum yang peduli terhadap pendidikan," gamblangnya.

"Kalau ingin tahu jumlah, kami siap menggelar apel akbar. Tetapi untuk apa, coba kalkulasi matematika. Mereka didukung PNS dan sudah banyak memasuki pensiun. Kami mayoritas guru muda P3K, honorer dan guru swasta. Jika cerdas, kalkulasi sendiri," pintanya.

Diakhir komentarnya dirinya kembali mengingatkan, pihak-pihak yang mendeklarasikan dirinya menjadi pemenang untuk tidak diteruskan agar tidak semakin memperuncing perdebatan.

"Dualisme masih terjadi, karena sama-sama mempunyai legalitas. Jadi, berhenti membangun narasi menyesatkan sebelum ada putusan pengadilan yang yang bersifat inkrah. Hormati proses hukum," tutupnya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow