Pemkab dan Kodim Bondowoso Siap Sukseskan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG), 44 Sekolah Siap Jalankan

BONDOWOSO– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso bersama Komando Distrik Militer (Kodim) 0822 Bondowoso menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung dan menyukseskan program strategis nasional Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa-siswi sekolah, khususnya di wilayah pedesaan.

Program MBG ini merupakan bagian dari kebijakan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah dasar dan sederajat, sebagai bentuk intervensi untuk menekan angka stunting serta meningkatkan konsentrasi dan daya tahan belajar peserta didik.

Bupati Bondowoso, KH Abdul Hamid Wahid, menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh pelaksanaan MBG yang saat ini sudah mulai dijalankan di beberapa titik. Ia menekankan bahwa ke depan program ini tinggal direplikasi agar cakupannya semakin luas.

“Pelaksanaan Makanan Bergizi Gratis ini berjalan sesuai standar yang ditetapkan. Ke depan, pengembangannya tinggal direplikasi ke daerah lain. Dukungan dari Pemda tentu sudah menjadi bagian dari komitmen terhadap program strategis nasional ini. Kami akan membackup, mendukung, dan menyukseskan MBG melalui berbagai lini dan komponen yang ada,” jelas Bupati, Rabu (6/8/2025).

Bupati juga menambahkan bahwa pelaksanaan MBG di Bondowoso mengikuti skema nasional yang sudah ditentukan, baik dari sisi jadwal, tahapan, hingga pembagian gelombang pelaksanaan.

“Kita mengikuti skema yang telah ditetapkan di pusat, karena sudah ada jadwalnya. Ada batch 1, batch 2, dan seterusnya. Pemkab Bondowoso siap untuk mendukung sepenuhnya,” ujarnya.

Sementara itu, Komandan Kodim 0822 Bondowoso, Letkol Arh Achmad Yani, memaparkan bahwa sejauh ini penerima manfaat MBG di Bondowoso telah mencapai sekitar 3.100 siswa. Program ini telah menjangkau 20 sekolah yang tersebar dalam radius 4 hingga 6 kilometer dari dapur penyedia makanan bergizi.

“Yang sudah berjalan saat ini ada lima SPPG (Sentra Penyediaan Pangan Gizi), satu di antaranya dikelola langsung oleh Kodim, sementara empat lainnya bermitra dengan pihak swasta atau masyarakat. Lokasinya tersebar di Pujer, Jambesari, Pakem, dan Dadapan,” terang Dandim.

Ia juga menjelaskan bahwa dapur-dapur yang beroperasi memiliki kapasitas rata-rata 3.000 porsi, dan tidak hanya melayani sekolah umum, tetapi juga menjangkau lembaga pendidikan seperti pondok pesantren. Kerja sama ini membuka peluang bagi pesantren untuk menjadi mitra dalam pelaksanaan program MBG.

Untuk sekolah-sekolah yang belum mendapatkan program MBG, Dandim menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pendampingan dan arahan, termasuk mendorong desa dan lembaga yang berpotensi agar segera mendaftar melalui platform resmi Badan Gizi Nasional (BGN).

“Terakhir kami sudah menjalin komunikasi dengan Kepala Desa Ardisaeng. Mereka berencana mendirikan dapur MBG, dan kami bantu arahkan proses pendaftarannya ke website BGN,” ujarnya.

Berdasarkan data dari BGN, saat ini terdapat 44 lembaga atau titik pelaksana MBG di Bondowoso. Dari jumlah itu, 5 telah beroperasi (running), sementara 39 lainnya sedang dalam berbagai tahap proses, mulai dari verifikasi hingga penentuan kepala SPPG.

“Dari 44 data yang terdaftar, 39 di antaranya sedang dalam tahapan lanjutan. Ada yang sudah dalam proses verifikasi pengajuan, dan sebagian tinggal menunggu berita verifikasi validasi (verval). Kalau tidak ada kendala, dalam 1 atau 2 minggu ke depan, jumlah SPPG yang aktif kemungkinan akan bertambah signifikan,” jelas Letkol Achmad Yani.

Dukungan sinergis antara Pemkab dan TNI di Bondowoso diharapkan dapat mempercepat pemerataan program MBG di seluruh wilayah, terutama bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil yang paling membutuhkan intervensi gizi untuk siswa-siswinya.