APTI Bondowoso Desak Pemerintah Segera Realisasikan Asuransi Tembakau di Tengah Anomali Cuaca
Anomali cuaca dalam bentuk kemarau basah disebut menjadi biang kerok menurunnya produktivitas tanaman. Dari biasanya 1,2 hingga 1,5 ton per hektar, panen tahun ini hanya berkisar 900 kilogram per hektar.

BONDOWOSO– Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Bondowoso mendesak pemerintah untuk segera merealisasikan program asuransi pertanian bagi komoditas tembakau. Desakan ini mencuat seiring kerugian besar yang dialami para petani akibat anomali cuaca yang merusak kualitas dan menurunkan hasil panen tahun ini.
Ketua APTI Bondowoso, Yasid, menyatakan bahwa kerugian terus menumpuk seiring jatuhnya harga tembakau rajangan di tingkat petani.
“Harga jual saat ini hanya Rp 25 ribu per kilogram, padahal biaya pokok produksi mencapai Rp 40 ribu. Petani merugi besar,” ungkapnya, Senin (7/7/2025).
Anomali cuaca dalam bentuk kemarau basah disebut menjadi biang kerok menurunnya produktivitas tanaman. Dari biasanya 1,2 hingga 1,5 ton per hektar, panen tahun ini hanya berkisar 900 kilogram per hektar.
Yasid menekankan bahwa perlindungan petani tidak cukup hanya melalui jaminan sosial tenaga kerja.
“Delapan ribu buruh tani memang sudah dijamin BPJS Ketenagakerjaan, tapi itu baru perlindungan untuk tenaga kerja. Tanamannya belum dilindungi,” tegasnya.
Menurutnya, sejumlah daerah sentra tembakau di Indonesia sudah mulai menerapkan asuransi pertanian untuk tembakau, sementara Bondowoso—sebagai daerah penghasil utama—masih tertinggal dalam hal ini.
“Jika asuransi sudah berjalan, risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem bisa ditanggung. Petani tidak dibiarkan menanggung kerugian sendirian,” lanjutnya.
APTI mendorong pemerintah daerah maupun pusat untuk menggandeng Asuransi Jasindo dalam mengimplementasikan program ini.
“Kami butuh langkah konkret, bukan hanya wacana,” tandas Yasid.
Dengan tantangan iklim yang semakin tak menentu, APTI Bondowoso menilai perlindungan terhadap sektor pertanian tembakau harus segera ditingkatkan demi menjaga keberlangsungan ekonomi petani di daerah.
What's Your Reaction?






