Badan Gizi Nasional Tutup Sementara Dua SPPG di Banyuwangi, Imbas Siswa Keracunan Menu MBG

Badan Gizi Nasional (BGN) menutup sementara 2 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai 25 Oktober 2025 imbas kasus dugaan keracunan beberapa waktu terakhir

Oct 30, 2025 - 11:22
Oct 30, 2025 - 11:23
 0
Badan Gizi Nasional Tutup Sementara Dua SPPG di Banyuwangi, Imbas Siswa Keracunan Menu MBG
Ka Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat sebut dua SPPG ditutup sementara imbas siswa keracunan MBG

KABAR RAKYAT, BANYUWANGI - Badan Gizi Nasional (BGN) menutup sementara 2 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai 25 Oktober 2025 imbas kasus dugaan keracunan beberapa waktu terakhir.

Kedua dapur makan bergizi gratis tersebut antara lain SPPG yang berlokasi di Jalan Kepiting Kelurahan Tukangkayu Kecamatan Banyuwangi dan SPPG di Desa Kelir Kecamatan Kalipuro

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Amir Hidayat kepada sejumlah media pada Rabu (29/10/2025).

Amir Hidayat mengatakan, penutupan efektif berlangsung hingga seluruh catatan dan masalah diperbaiki sehingga hasil pemeriksaan ulang menunjukkan standar keamanan pangan telah terpenuhi.

" Untuk SPPG di desa Kelir, kami minta tidak lagi menggunakan sumber air yang sama. SPPG itu juga kami harap segera mengurus Surat Laik Higiene Sanitasi (SLHS)," ucap Amir.

Amir Hidayat menjelaskan, ada 133 siswa dari tiga sekolah di Kecamatan Kalipuro yang diduga keracunan usai mengonsumsi menu makan bergizi gratis (MBG.

"Rinciannya, di Madrasah Aliyah Nurul Khoiroh ada 100 siswa, SMA NU Gombengsari 13 siswa, dan SMPN 3 Kalipuro 20 siswa. Seluruh siswa saat ini sudah dinyatakan sembuh," ucap Amir.

Ratusan siswa tersebut diketahui mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi MBG yang disalurkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro pada 24 Oktober lalu.

Untuk mengetahui penyebab keracunan, Dinkes telah mengambil sampel makanan MBG, air yang digunakan, peralatan masak dan makan, serta rectal swab pada sejumlah siswa.

Dari hasil uji laboratorium, ditemukan beberapa temuan masalah. Pada sampel air yang digunakan, terdeteksi adanya paparan bakteri Escherichia coli (E.coli). Air tersebut diketahui bersumber dari sistem Hippam (Himpunan Pengguna Air Minum) dan ditimbun dalam tandon.

"Pada menu MBG yang disajikan juga ditemukan paparan E-coli seperti pada nasi, tumis wortel brokoli dan ayam. Selain itu, dari hasil usap pada peralatan makan ditemukan paparan mikroba di atas ambang batas aman. Bahkan dari 14 sampel rectal swab, semuanya juga positif E-coli," jelas Amir.

Sedangkan untuk pemeriksaan di SPPG Kelurahan Kepiting, Dinkes Banyuwangi menemukan beberapa hal yang tidak sesuai standar dan perlu adanya perbaikan. Diantaranya seperti lubang pada pintu masuk vektor gudang penyimpanan.

Dan berdasarkan hasil uji laboratorium yang telah ditemukan oleh Labkesda Banyuwangi, menu ayam bumbu merah tumbuh bakteri Streptococcus Porcinus. Bakteri yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, diare, muntah, demam, dan dehidrasi.

” Menu makanan lain yakni tumis sawi putih dan wortel ditemukan tumbuh bakteri Klebsiella oxytoca. Bakteri ini diketahui bisa menyebabkan gejala gastrointestinal atau diare dan kram perut, ” jelasnya.

Amir Hidayat menambahkan bahwa saat peristiwa keracunan di MAN 1 Banyuwangi, SPPG Kepiting masih dalam proses mendapatkan Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS).***

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

HARYADI Banyuwangi