Dinilai Curang, O2SN Pencak Silat Situbondo Diwarnai Protes dan Desakan Investigasi

Jun 24, 2025 - 20:24
 0  38
Dinilai Curang, O2SN Pencak Silat Situbondo Diwarnai Protes dan Desakan Investigasi
Salah Satu peserta saat Memperagakan Pencak Silat di Depan Juri. dan Salah seorang peserta Udeng bergelantung di Leher

SITUBONDO– Gelaran Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SMP/MTS di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menuai sorotan tajam.

Sejumlah pihak menilai penyelenggaraan lomba, khususnya cabang pencak silat, sarat ketidakadilan dan dinilai tidak netral dalam proses penilaian.

Protes keras datang dari pelatih salah satu peserta, Mahfud, yang mengklaim anak didiknya—berinisial ANR—dirugikan dalam babak final nomor seni tunggal putri.

 Ia menilai dewan juri tidak profesional dan abai terhadap kejadian yang seharusnya berdampak pada pengurangan nilai peserta lawan.

"Atlet kami tampil bersih tanpa kesalahan teknis maupun non-teknis. Namun, lawannya mengalami insiden kostum, yakni udeng atau ikat kepala terlepas dan menggantung di leher," ujar Mahfud saat dikonfirmasi di Situbondo, Selasa (24/6/2025).

Menurut Mahfud, insiden tersebut tergolong pelanggaran ringan sesuai regulasi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), yang seharusnya dikenai pengurangan nilai sebesar 0,50 poin karena memengaruhi estetika dan kelengkapan kostum.

"Anehnya, pelanggaran tersebut sama sekali tidak dikoreksi. Justru, atlet lawan malah dinyatakan sebagai juara. Ini menimbulkan kecurigaan adanya keberpihakan dalam penilaian," ujarnya dengan nada kecewa.

Mahfud menegaskan, keberatan yang disampaikannya bukan semata soal ambisi mengejar medali, melainkan demi menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas dan kejujuran dalam pendidikan karakter peserta didik.

"Kami hadir dalam ajang ini membawa semangat membangun karakter. Anak-anak harus diajarkan bahwa kejujuran dan integritas adalah pondasi dari setiap kompetisi, bukan sekadar menang," tuturnya.

Sebagai bentuk keseriusan, Mahfud mengaku telah melayangkan surat resmi permohonan investigasi kepada Bupati Situbondo dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Situbondo sebagai pihak penyelenggara.

"Surat itu kami kirimkan hari ini. Kami minta investigasi teknis dan etik dilakukan atas penilaian final cabang pencak silat O2SN kemarin," jelasnya.

Ia menambahkan, upaya klarifikasi telah dilakukan secara langsung kepada panitia dan dewan juri. Namun, tidak mendapat tanggapan memadai.

"Saat kami hendak menyampaikan keberatan secara resmi di lokasi lomba, panitia dan juri sudah meninggalkan tempat. Ini membuat proses pengaduan jadi tidak berjalan sebagaimana mestinya," ungkap Mahfud.

Lomba O2SN tingkat SMP/MTS tersebut digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Situbondo dan berlokasi di SMP Negeri 5 Situbondo. Kompetisi itu diharapkan menjadi wadah menjaring talenta muda berprestasi dalam bidang olahraga.

Namun, dugaan ketidakadilan dan indikasi kecurangan yang mencuat justru mencoreng semangat sportivitas yang selama ini menjadi roh utama kegiatan O2SN.

Hingga berita ini dipublikasikan, panitia penyelenggara belum memberikan keterangan resmi. Upaya konfirmasi juga dilakukan kepada salah satu dewan juri, namun belum mendapat respons.

Kasus ini menjadi sorotan publik lokal dan berpotensi membuka evaluasi menyeluruh terhadap sistem penjurian ajang-ajang kompetisi pelajar di Situbondo.

Penulis: Khairul

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow