Dr. Nor Afandi Kembali Pimpin ADAPI, Menang Telak Lewat Pemungutan Suara Digital

JEMBER– Musyawarah Nasional I Asosiasi Dosen Aswaja dan Pendidikan Islam (ADAPI) menghasilkan sejumlah keputusan penting, termasuk pemilihan ketua umum periode 2025–2027.
Hajatan nasional ini diikuti 183 delegasi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Salah satu agenda utama Munas I ADAPI ini adalah pemilihan Ketua Umum baru.
Proses pemilihan digelar dalam dua tahap, yakni penjaringan bakal calon dan pemungutan suara secara elektronik. Proses ini memungkinkan partisipasi aktif dari peserta yang hadir secara langsung maupun daring.
Melalui mekanisme pemungutan suara digital tersebut, Dr. Moh. Nor Afandi, M.Pd.I, kembali terpilih sebagai Ketua Umum ADAPI untuk masa bakti 2025–2027.
Ia merupakan dosen Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember.
Pemilihan secara elektronik ini disebut sebagai langkah progresif untuk mendorong partisipasi lebih luas dan transparansi dalam pemilihan pemimpin organisasi.
Sebanyak 183 delegasi kampus dari seluruh Indonesia turut ambil bagian dalam proses ini.
Kemenangan Dr. Nor Afandi menandai kepercayaan penuh dari komunitas akademik dalam kepemimpinannya.
Ia sebelumnya juga menjabat Ketua Umum ADAPI periode sebelumnya dan dinilai berhasil membangun fondasi organisasi yang solid.
"Ini adalah amanah besar. Saya mengajak seluruh anggota untuk bersama-sama memperkuat peran strategis ADAPI dalam pengembangan kajian Aswaja dan pendidikan Islam di Indonesia," ujar Dr. Nor Afandi dalam pidato usai pengumuman hasil pemilihan.
Selama masa kepemimpinan sebelumnya, Dr. Nor Afandi dikenal sebagai sosok yang aktif menjalin kolaborasi lintas kampus dan memperluas jejaring organisasi hingga ke berbagai daerah. Ia juga mendorong riset dan publikasi ilmiah seputar Aswaja di ranah akademik.
Tak hanya pemilihan ketua umum, Munas I ADAPI juga menjadi forum penting untuk merumuskan rekomendasi strategis terkait arah organisasi ke depan. Berbagai masukan dari perwakilan kampus dikompilasi untuk menyusun program kerja prioritas.
Isu-isu seperti penguatan kurikulum Aswaja, pelatihan dosen, hingga kerja sama dengan lembaga keislaman nasional menjadi topik utama dalam sidang-sidang komisi Munas. Para peserta menyepakati pentingnya peran ADAPI sebagai mitra strategis dalam pengembangan pendidikan Islam.
“ADAPI harus bisa tampil sebagai pusat gagasan dan inovasi keilmuan, bukan hanya organisasi seremonial,” ujar Nor Afandi dalam sesi pleno. Ia menekankan perlunya kerja nyata di level implementasi program.
Dalam periode mendatang, ADAPI menargetkan penguatan sistem kaderisasi dosen muda serta digitalisasi sumber belajar Aswaja sebagai dua program prioritas. Langkah ini dinilai penting untuk menjawab tantangan zaman sekaligus menjaga otoritas keilmuan Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
Proses pemilihan yang berlangsung demokratis dan akuntabel mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Delegasi menilai format digitalisasi pemilu internal ini layak dipertahankan dalam agenda organisasi mendatang.
Dengan terpilihnya kembali Dr. Nor Afandi, harapan besar disematkan agar ADAPI mampu memainkan peran strategis, tidak hanya di level kampus, tetapi juga dalam merespons dinamika sosial keagamaan di Indonesia.
Sebagai organisasi dosen yang concern pada kajian Aswaja, ADAPI dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pemikiran Islam moderat dan akademik yang inklusif di tengah tantangan ideologis global saat ini.
What's Your Reaction?






