Kolaborasi Multi Pihak Dorong Ijen Geopark Jadi Destinasi Wisata Berkelas Dunia
Sektor kuliner lokal juga diharapkan tumbuh, seiring meningkatnya kunjungan wisatawan ke rute-rute baru yang dibuka.

BONDOWOSO– Upaya penguatan status Ijen Geopark sebagai bagian dari jaringan UNESCO Global Geopark kini diarahkan tidak hanya pada konservasi, tetapi juga pemberdayaan ekonomi lokal.
Melalui program Mapping the Journey, kawasan Kaldera Ijen purba mulai dipetakan sebagai destinasi wisata minat khusus, membuka peluang baru bagi pelaku usaha lokal.
Program ini memetakan jalur pendakian ke tujuh puncak utama Ijen, melibatkan 22 anak gunung dengan potensi akses wisata yang beragam.
Tak hanya komunitas dan akademisi, pelaku UMKM, penyedia jasa wisata, hingga warga sekitar juga dilibatkan dalam pengembangan potensi kawasan.
“Ini bukan hanya soal peta jalur pendakian, tapi peta peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal,” kata Tantri Raras Ayuningtyas, Koordinator Harian Ijen Geopark.
Hasil pemetaan diproyeksikan akan terintegrasi dengan atraksi lain seperti air terjun, geosite, hingga wisata petualangan seperti paralayang dan sepeda gunung.
"Sektor kuliner lokal juga diharapkan tumbuh, seiring meningkatnya kunjungan wisatawan ke rute-rute baru yang dibuka," ungkap Tantri.
Namun, Asosiasi Pendaki Gunung Indonesia (APGI), Fathorrahman Hidayah menilai pengembangan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Beberapa kawasan, seperti Gunung Papak dan Widodaren, tetap tertutup karena berada dalam zona konservasi.
“Kami menjaga keseimbangan antara ekonomi dan ekologi. Jangan sampai pembangunan justru merusak daya tarik utama kawasan ini,” ujar Fathorrahman Hidayah.
Inisiatif ini menjadi peluang strategis untuk menumbuhkan ekonomi berbasis potensi lokal, sekaligus memperkuat posisi Ijen sebagai geopark kelas dunia.
"Dukungan dari Pemkab Bondowoso, BBKSDA Jatim, Perhutani, dan PTPN diharapkan mempercepat realisasi manfaat langsung bagi masyarakat," pungkasnya.
What's Your Reaction?






