Kopi Asal Jember Jajaki Pasar Ekspor ke Jepang

JEMBER- Pemerintah Kabupaten Jember melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskopum) akan meluncurkan ekspor perdana kopi ke Jepang. Kegiatan ini direncanakan berlangsung dalam waktu dekat, bertepatan dengan panen raya kopi yang jatuh pada Juni hingga Agustus 2025.
Kepala Diskopum Jember, Sartini, menjelaskan bahwa ekspor kopi ini akan difokuskan dari Koperasi Desa Merah Putih, yang berlokasi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo. Namun, untuk memenuhi permintaan pembeli dari Jepang, Diskopum melibatkan sejumlah desa penyangga di sekitar Silo melalui strategi komunal branding.
“Kami kumpulkan para petani kopi dari desa-desa penyangga karena yang akan mengekspor adalah koperasi dari Sidomulyo. Jadi brand yang keluar tetap Sidomulyo, tapi kopi dipasok dari beberapa desa di sekitarnya,” ujar Sartini, Jumat (27/6/2025).
Sartini menambahkan, pembeli asal Jepang meminta kualitas kopi yang dipetik dalam kondisi merah matang. Oleh karena itu, Diskopum melakukan edukasi kepada petani agar mengikuti standar tersebut.
“Buyer Jepang itu maunya kopi petik merah. Yang asalan kuning dan hijau tetap dibeli, tapi harganya berbeda,” imbuhnya.
Dalam sesi daring bersama Menteri Koperasi beberapa waktu lalu, Kepala Desa Sidomulyo Kamiludin juga sempat mengundang Menteri Koperasi untuk hadir dalam peluncuran ekspor perdana ini.
Sartini menyebutkan, pembeli asal Jepang menargetkan pengiriman sebanyak 10 ton kopi setiap bulan.
“Kami optimistis target itu bisa terpenuhi. Sebab, produksi kopi di Jember tidak hanya dari Silo, tapi juga dari Bangsalsari, Tanggul, Panti, Mumbulsari, Ledokombo hingga Mayang,” jelas Sartini.
Jenis kopi yang akan diekspor adalah Robusta, yang selama ini dikenal sebagai salah satu komoditas unggulan dari wilayah pegunungan di Jember. Sementara itu, untuk kopi asalan yang tidak memenuhi standar ekspor, akan dipasarkan di dalam negeri, termasuk ke berbagai kabupaten/kota lain di Jawa Timur.
“Sekarang ini banyak kafe yang buka di mana-mana. Permintaan kopi terus meningkat, dan harga juga naik. Ini peluang besar bagi petani kita,” pungkas Sartini.
What's Your Reaction?






