Jalur Gumitir Penghubung Jember-Banyuwangi Dibuka Mulai Besok

KABAR RAKYAT, JEMBER - Jalur Gumitir penghubung Jember dan Banyuwangi siap dibuka lebih awal pada 4 September 2025, setelah sebelumnya direncakan rampung pada 24 September 2025. 

KBO Satlantas Polres Jember Ipda Robert Evan menginformasikan telah melakukan rapat koordinasi bersama Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jawa Timur-Bali di Sidoarjo Senin (1/9/2025) membahas kemajuan perbaikan jalur Gumitir. 

Berdasarkan Berita Acara (BA) Nomor 131/BA/Bbpjn5/2025 BPJN Jawa Timur-Bali, pekerjaan bore pile atau jenis pondasi dalam yang dibuat dengan mengebor tanah secara vertikal, kemudian lubang bor diisi dengan tulangan baja dan beton untuk menopang bangunan, selesai pada Minggu 17 Agustus 2025 lalu. 

"Jalur Gumitir pada Kilometer 233+500 dan 235+650 disepakati akan open traffic fungsional kembali untuk arus lalu lintas umum mulai tanggal 4 September 2025 pukul 00.00 WIB," ujarnya, Selasa (2/9/2025). 

Lebih lanjut, dalam BA itu dijelaskan, terdapat pekerjaan minor yang memerlukan penanganan lanjutan sampai akhir masa kontrak 31 Desember 2025 mendatang. 

Penanganan lanjutan berupa pelebaran bahu jalan dan pemasangan saluran u-ditch masih dikerjakan di sisi badan jalan. 

Selain itu, sejumlah peralatan dan material konstruksi masih berada di lokasi, sehingga arus lalu lintas perlu diatur melalui pemasangan water barrier, garis pengaman, lampu rotary hingga rambu sementara.

Terakhir, pengaspalan badan jalan dengan metode cold milling di Jalur Gumitir ditargetkan selesai pada 1 September 2025. Meski begitu, jalur Gumitir tetap bisa dilalui kendaraan. 

Sementara itu, Kepala Bidang Jalan PU Bina Marga Kabupaten Jember Ketang menerangkan kendati pengerjaan proyek lebih cepat dari rencana, pihaknya memastikan semuanya sesuai standard kualitas.

"Kami memastikan semua pengerjaan sudah dilakukan secara optimal. Aspal baru dan perbaikan drainase akan membuat jalur ini lebih aman dan nyaman bagi pengguna jalan," paparnya. 

Untuk diketahui, proyek ini dikerjakan oleh PT Rajendra Pratama Jaya dengan nilai kontrak Rp15,7 miliar yang bersumber dari anggaran Kementerian Pekerjaan Umum RI.(adr)