Pemerintah Bondowoso Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Berbasis Data
Plt Kepala Dinas BSBK, Ansori, menjelaskan bahwa total panjang jalan rusak di Bondowoso mencapai lebih dari 1.382 kilometer. Dari jumlah tersebut, sebanyak 494 kilometer diusulkan untuk segera diperbaiki berdasarkan urgensi dan dampaknya terhadap mobilitas masyarakat.

Bondowoso – Pemerintah Kabupaten Bondowoso menegaskan pendekatan baru dalam pembangunan infrastruktur jalan, yakni berbasis data dan kajian lapangan yang terukur. Hal ini ditandai dengan pelaksanaan trial jalan di sejumlah titik, sebagai upaya validasi langsung terhadap kondisi jalan yang mengalami kerusakan.
Salah satu titik trial dilakukan di Desa Ramban Kulon, Kecamatan Creme, pada Senin (09/06/2025), yang menjadi bagian dari strategi Dinas Bina Marga, Sumber Daya Air, dan Bina Konstruksi (BSBK) dalam menyusun perencanaan pembangunan yang lebih tepat sasaran.
Plt Kepala Dinas BSBK, Ansori, menjelaskan bahwa total panjang jalan rusak di Bondowoso mencapai lebih dari 1.382 kilometer. Dari jumlah tersebut, sebanyak 494 kilometer diusulkan untuk segera diperbaiki berdasarkan urgensi dan dampaknya terhadap mobilitas masyarakat.
“Kami tidak ingin asal bangun. Semua harus didasarkan pada data faktual di lapangan. Karena itu, trial ini penting untuk mengukur tingkat kerusakan secara akurat,” ujar Ansori.
Ia menekankan bahwa proses pengambilan keputusan akan semakin efektif bila dilandasi data yang komprehensif. Oleh sebab itu, survei lanjutan akan terus dilakukan agar seluruh ruas jalan yang rusak dapat terpetakan secara menyeluruh.
Meski perbaikan masih menunggu persetujuan anggaran dari pusat dan provinsi, pemerintah daerah menunjukkan keseriusan melalui langkah-langkah awal yang sistematis dan terukur.
“Kami berharap anggaran segera disetujui. Tapi yang terpenting adalah perencanaan kami sudah berbasis kebutuhan riil masyarakat,” tambahnya.
Kegiatan ini mendapat dukungan langsung dari Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid dan Penjabat Sekda yang hadir meninjau lokasi. Kehadiran pimpinan daerah menjadi simbol komitmen penuh terhadap perbaikan infrastruktur berbasis perencanaan.
Menurut Ansori, prioritas perbaikan difokuskan pada jalan kabupaten dan jalan desa yang berperan penting dalam konektivitas antarwilayah ekonomi dan pemerintahan.
“Kalau akses masyarakat lancar, aktivitas ekonomi juga akan meningkat. Jadi ini bukan sekadar soal infrastruktur, tapi soal kesejahteraan,” jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Bondowoso berharap pendekatan baru ini dapat membuka era pembangunan infrastruktur yang lebih adil, berkelanjutan, dan sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan.
What's Your Reaction?






