Pengamat di Jombang Sebut Gagasan Prabowo Soal Penjara Terpencil Napi Koruptor Hanya Gimmick
hal itu dibuat hanya untuk menyenangkan masyarakat yang tidak kritis saja

JOMBANG- Pengamat kebijakan publik di Jombang, Jawa Timur, Aan Ansori menilai gagasan Presiden Prabowo Subianto membuat penjara narapidana (Napi) kasus korupsi hanya gimmick belaka.
Meski ia mengapresiasi adanya kebijakan itu. Menurutnya, hal itu dibuat hanya untuk menyenangkan masyarakat yang tidak kritis saja.
"Menurutku layak diapresiasi, tapi itu hanya gimmick saja yang ingin menyenangkan beberapa orang yang tidak kritis," terang aktivis di Kota Santri sekaligus Direktur Lingkar Indonesia Untuk Keadilan (LINK) ini, Rabu (19/3/2025).
Sementara bagi orang yang kritis, kata dia, gagasan itu disebutnya sangat absurd. Ada beberapa alasan yang menjadi latar belakang.
Pertama, jika koruptor dibuatkan penjara yang sulit dipantau publik akan berpotensi tinggi terjadi penyimpangan. Sebab, publik tidak bisa memantau atau mendeteksi.
"Kalau koruptor dibuatkan lenjara yang jauh itu tidak dipantau, maka publik tidak bisa memantau, potensi adanya berbagai penyimpangan, tidak bisa terdeteksi, bisa ngapain saja," lontarnya.
Justru, sambung dia, kalau penjaranya di tempat terpencil, publik sulit mengakses, hal itu dimungkinkan muncul potensi untuk terjadi kongkalikong dengan oknum pejabat penjara.
Ketua Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) ini berpandangan, seharusnya penjara khusus koruptor ini harus dibangun di tempat publik.
"Dimana masyarakat bisa setiap hari melihat mereka, penjara itu diletakkan di alun-alun, di perempatan besar, supaya ada efek jera, malu karena setiap hari akan ditonton oleh ratusan bahkan ribuan orang, itu baru bukan gimick" bebernya.
"Kalau di tempat terpencil, ya bagaimana, karena sejauh ini tidak ada napi koruptor yang kabur, gak ada, yang ada malah Kong kalikong keluar penjara secara diam-diam," sambung Aan.
Menurut dia, tidak ada temuan napi kasus korupsi lari dengan cara membobol penjara. Ia menilai koruptor di Indonesia tidak senekat bahkan sebodoh itu.
Bagi dia, dirasa pantas penjara koruptor dibangun di tempat terbuka yang bisa dilihat masyarakat secara luas. Artinya, masyarakat bisa memantau tahanan napi kasus korupsi setiap waktu.
"Misalkan lari membobol penjara gak ada, mereka napi koruptor gak sebodoh itu, jadi harus seperti etalase, kolam ikan yang ditaruh di alun-alun, di perempatan besar dimana banyak orang bisa melihat seperti melihat baliho," jelas Ketua Gusdurian Jombang itu.
Kedua, pembuatan penjara khusus napi kasus korupsi ini dilakukan oleh Presiden Prabowo sebagai bentuk klaim keseriusan pemberantasan kasus korupsi di Indonesia.
Namun, bagi Aan, yang diminta masyarakat bukan hal itu. Melainkan pengesahan undang-undang perampasan aset dan pembatasan uang kartal.
"Sebenarnya bisa dengan mudah meyakinkan publik dan terlihat serius melakukan pemberantasan korupsi seandainya undang-undang perampasan aset, pembatasan uang kartal itu segera disahkan tapi gak mau ada apa?, karena kita tahu yang akan terkena dampak itu adalah orang-orang yang selama ini di sekitar pemerintahan partai politik itu sendiri," tandasnya.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto mewacanakan akan membuat penjara di pulau terpencil khusus untuk napi kasus korupsi.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam sambutannya saat acara peluncuran mekanisme baru penyaluran tunjangan guru ASN langsung ke rekening guru di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Saya juga akan sisihkan dana buat penjara di suatu tempat yang terpencil," kata Prabowo, dalam keterangan video yang diterima wartawan media ini.
What's Your Reaction?






