Ketegangan Nuklir di Eropa: Perselisihan antara Rusia dan Ukraina terkait Rotasi Staf IAEA di PLTN Zaporizhzhia yang Mengancam Keamanan Global

KABAR RAKYAT - Ketegangan antara Rusia dan Ukraina kembali mencuat dengan insiden yang melibatkan gangguan terhadap rotasi staf Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) di PLTN Zaporizhzhia, fasilitas nuklir terbesar di Eropa.
Insiden yang terjadi pada Rabu (12/2/2025) ini semakin memperkeruh situasi geopolitik di kawasan dan menimbulkan kekhawatiran akan potensi bencana nuklir.
Sejak pasukan Rusia merebut PLTN Zaporizhzhia pada awal invasi, kedua pihak saling menyalahkan atas insiden yang menghambat rotasi rutin tim pengawas nuklir dari IAEA.
Dalam situasi yang sangat sensitif ini, staf IAEA yang telah ditempatkan sejak September 2022 untuk memantau keamanan nuklir, kini menghadapi kendala logistik dan keamanan.
Rotasi yang semestinya berlangsung secara teratur kini telah tertunda untuk kedua kalinya dalam seminggu terakhir.
Para inspektur yang biasanya bekerja selama lima minggu di lokasi tersebut kini terjebak dalam situasi yang rumit akibat benturan antara kepentingan militer Rusia dan Ukraina.
Insiden dan Dampak Gangguan Rotasi IAEA
Keterlambatan rotasi staf IAEA membawa dampak serius terhadap upaya pengawasan dan keselamatan nuklir di wilayah tersebut. Juru bicara kementerian luar negeri Ukraina, Georgiy Tykhy, menuduh bahwa tentara Rusia telah melakukan penembakan di dekat lokasi rotasi, dengan tujuan memaksa tim IAEA melewati wilayah yang dikuasai Rusia.
Tindakan ini dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina. Sementara itu, pihak Rusia, melalui juru bicara kementeri luar negeri Maria Zakharova, menyatakan bahwa tentara Ukraina yang menghalangi perjalanan tim IAEA dan menyerang menggunakan drone, sehingga menyebabkan mundurnya pasukan pendukung dari tim pengawas.
Tanggapan Masing-Masing Pihak dan Implikasi Keamanan Nuklir
Kepala IAEA, Rafael Grossi, baru-baru ini mengunjungi wilayah Ukraina dan Rusia untuk mendiskusikan masalah rotasi dengan pejabat kedua negara.
Pertemuan tersebut diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan yang aman bagi kelangsungan tugas pengawasan nuklir. Namun, pernyataan dari kedua belah pihak menunjukkan bahwa konflik ini semakin dalam, sehingga menimbulkan risiko keamanan nuklir yang serius.
Para ahli menekankan bahwa situasi di PLTN Zaporizhzhia harus segera dikelola dengan mekanisme keamanan internasional untuk mencegah potensi bencana yang dapat berdampak global.
Dengan latar belakang ketegangan militer dan politik yang kompleks, penyelesaian damai melalui dialog multilateral menjadi solusi yang paling diharapkan untuk mengembalikan stabilitas di kawasan ini.
What's Your Reaction?






