Dari "Bukan Masalah Fundamental" ke Pemulihan BBM di Jember: Cara Fawait Atasi Krisis BBM Dengan Cepat.

KABAR RAKYAT,JEMBER - Tepat sepekan yang lalu pernyataan Bupati Jember Muhammad Fawait yang menyebut kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jember bukan persoalan fundamental, ramai diperbincangkan di media sosial.
Potongan komentar itu berasal dari pernyayaan Bupati Jember saat program “Bupati Ngantor di Desa dan Kelurahan” (Bunga Desaku) di Kecamatan Ambulu pada 27 Juli 2025.
“Jadi kelangkaan BBM ini sebetulnya bukan masalah yang sangat fundamental, karena ini dampak penutupan jalan nasional antara Jember dan Banyuwangi, karena ada perbaikan,” katanya.
Sehari kemudian, pada 28 Juli 2025 Fawait keliru menyebut "daring" menjadi "darling" dalam konferensi pers terbitnya Surat Edaran (SE) belajar online bagi pelajar dan Work from Home (WFH) atau Work from Anywhere (WFA) bagi pegawai Pemkab Jember.
Jagat media sosial pun ramai. Kata "fundamental" dan "darling" menjadi frasa yang sangat melekat pada Fawait dan di asosiasikan dengan citra negatif kinerja Bupati Jember dalam menangani kelangkaan BBM oleh Netizen.
Alih alih mengklarifikasi kalimat yang viral itu, Bupati Jember justru merespon cibiran negatif yang muncul dengan kinerja penanganan krisis BBM di Jember yang berhasil dituntaskannya dalam kurun waktu empat hari.
Bahkan kalimat sintemen negatif netizen itu justru diwujudkan dalam bentuk kaos dan digunakan oleh Fawait beserta istri, Ghyta Eka Puspita, saat agenda update Pro Gus'e di halaman Wisata Rembangan pada Jumat (1/8/2025). Keduanya kompak menggunakan kaos berwarna pink bertuliskan “Gus Fundamental” dan “Gus Darling”.
Secara tidak langsung ini menyiratkan pesan kepada publik Bahwa orang nomor satu di Jember itu tidak anti terhadap kritik dan menjawab kritikan publik dengan kinerja nyata. Karena dalam agenda tersebut, Jember dinyatakan pulih dari krisis BBM.
Dosen Fakultas Kesehatan Masyatakat Universitas Jember Dr. Isa Ma’rufi menilai penanganan dan kinerja Fawait tepat dalam menangani krisis BBM. Sebab koordinasi yang dilakukan dengan Pertamina dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menunjukkan respons cepat dalam situasi darurat.
"Kecepatan Gus Fawait menangani kelangkaan BBM, dengan cara berkoordinasi langsung dengan Pertamina dan Gubernur, saya kira sudah tepat,” ujar pria yang juga menjabat koordinator Program Studi S2 Administrasi Kesehatan sekaligus pendiri lembaga survei The Republic Institute, Sabtu (2/8/2025).
Lebih lanjut, Isa menekankan, masyarakat patut memahami bahwa masalah BBM bukan sepenuhnya tanggung jawab seorang kepala daerah kabupaten/kota. Sebab hal itu kewenangan Pertamina dan pemerintah pusat.
Selain itu, Isa juga menyoroti kaos unik bertuliskan “Gus Darling” dan “Gus Fundamental”. Menurutnya, simbol itu merupakan bentuk komunikasi ekspresif yang wajar dalam politik.
“Yang terpenting adalah bagaimana substansi penanganan masalah BBM yang telah dilakukan, bukan sekadar simbol-simbol," imbuhnya.
Apalagi, lanjut Isa, sejumlah program Pemkab Jember seperti UHC (Universal Health Coverage), Wadul Guse, dan Bungadesaku telah dilaksanakan dan berdampak pada masyarakat.
Artinya, tutur Isa, Fawait benar-benar merealisasikan visi dan misi yang disampaikannya selama periode kampanye.
“Apa yang dikerjakan oleh Gus Fawait sudah sesuai dengan visi dan misi yang dulu disampaikan,” pungkasnya.
What's Your Reaction?






