KHR Azaim Ibrahimy dan Warga Gelar Pembacaan Burdah di Tengah Laut Mimbo Situbondo, Direncanakan jadi Agenda Internasional

KHR Azaim Ibrahimy dan Warga Gelar Pembacaan Burdah di Tengah Laut Mimbo Situbondo, Direncanakan jadi Agenda Internasional

Aug 10, 2025 - 10:04
Aug 10, 2025 - 10:14
 0
KHR Azaim Ibrahimy dan Warga Gelar Pembacaan Burdah di Tengah Laut Mimbo Situbondo, Direncanakan jadi Agenda Internasional
KHR Azaim Ibrahimy dan Warga Gelar Pembacaan Sholawat Burdah di Tengah Laut Mimbo

SITUBONDO– Pemandangan tak biasa terlihat di perairan Laut Mimbo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Sabtu malam (9/8/2025). 

Puluhan kapal nelayan beriringan di tengah laut, membawa ratusan warga pesisir untuk bersama-sama membaca sholawat Burdah, dipimpin langsung oleh ulama kharismatik KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, didampingi Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo.

Kegiatan ini tercatat sebagai yang pertama kali dilakukan di Situbondo, bahkan di Indonesia. Tradisi pembacaan sholawat Burdah biasanya dilaksanakan di darat, namun kali ini suasana religius itu hadir di tengah lautan, dengan latar gelombang dan gemerlap lampu kapal.

Giat tersebut menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, sekaligus menyambut hari jadi Kabupaten Situbondo. Acara diawali dengan pemotongan tumpeng oleh KHR Azaim sebagai simbol syukur dan doa bersama.

Bupati Yusuf Rio menyebut, ide pembacaan sholawat Burdah di tengah laut ini berasal langsung dari KHR Azaim. “Ini kegiatan burdah keliling di tengah laut bersama KHR Azaim Ibrahimy. Ide dasarnya dari beliau,” ujarnya usai mengikuti pembacaan sholawat di atas kapal.

Menurut Bupati, pengalaman membaca Burdah di tengah laut memberikan sensasi spiritual yang berbeda. Iringan hadrah khas pesantren yang berpadu dengan deru mesin kapal menciptakan suasana penuh kekhidmatan. “Qosidah Burdah ini luar biasa ya, apalagi diiringi sama kapal. Rasanya berbeda sekali,” katanya dengan senyum lebar.

Di sela kegiatan, Bupati memanfaatkan momen untuk berdiskusi dengan KHR Azaim terkait pengembangan agenda ini di masa depan. Ia berkeinginan menjadikannya sebagai event berskala internasional. “Insya Allah, ini harus menjadi agenda internasional. Kita undang negara-negara Islam di dunia, setiap kapal bawa bendera masing-masing negara,” ujarnya.

Gagasan serupa juga disampaikan langsung oleh KHR Azaim. Bupati pun membayangkan suasana spektakuler jika pembacaan sholawat Burdah keliling di tengah laut dilakukan bersama 200 kapal nelayan, dengan partisipasi tamu dari berbagai negara.

“Itu poin pembicaraan kami. Tahun depan kita rencanakan yang lebih besar lagi,” tegasnya.

Pelaksanaan kegiatan ini, kata Bupati, sengaja digelar di bulan Agustus karena berdekatan dengan dua momen besar di Situbondo. “Hari jadi Situbondo 15 Agustus, HUT RI 17 Agustus. Selisihnya hanya dua hari, jadi fokus kita memang di bulan ini,” jelasnya.

Sementara itu, KHR Azaim dalam sambutannya menuturkan bahwa pembacaan Qosidah Burdah adalah tradisi yang sudah melekat di kalangan pesantren dan masyarakat Situbondo. Biasanya, kegiatan ini dilakukan di pondok pesantren, majelis taklim, dan berbagai tempat lainnya.

“Berangkat dari kearifan lokal inilah kami menginisiasi tradisi baik ini untuk dikenalkan lebih luas lagi. Terima kasih kepada Pak Bupati yang telah mengawal sehingga acara ini bisa terlaksana,” ujar KHR Azaim.

Ia berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang seremonial, tetapi juga membawa keberkahan bagi seluruh warga Situbondo. “Semoga semua mendapatkan keberkahan dari pembacaan Qosidah Burdah ini,” imbuhnya.

Tradisi pembacaan sholawat Burdah sendiri memiliki makna mendalam di kalangan umat Islam. Selain sebagai bentuk pujian kepada Nabi Muhammad SAW, kegiatan ini juga dipercaya membawa ketenteraman hati dan mempererat silaturahmi antarwarga.

Dengan konsep di tengah laut, acara ini bukan hanya menghadirkan suasana religius, tetapi juga memadukan unsur budaya pesisir dan potensi wisata bahari Situbondo.

Jika terealisasi sebagai agenda internasional, kegiatan ini berpeluang menjadi daya tarik wisata religi kelas dunia, sekaligus memperkenalkan kearifan lokal Situbondo ke mancanegara.

Bupati menegaskan, Pemkab Situbondo akan mempersiapkan secara matang agar pelaksanaan tahun depan dapat lebih besar, meriah, dan berdampak luas bagi ekonomi masyarakat pesisir.

Acara yang berlangsung malam itu ditutup dengan doa bersama di tengah laut, diiringi suara ombak dan lantunan sholawat yang menggema di antara kapal-kapal. Sebuah harmoni antara spiritualitas, tradisi, dan keindahan alam yang jarang ditemui.

Penulis: Khairul

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow