Pasien Dibiarkan Lemah di UGD, Warga Situbondo Kecewa Berat pada Layanan Puskesmas Kapongan

Herman, warga Desa Seletreng, Kecamatan Kapongan, Situbondo, meluapkan kekecewaannya terhadap pelayanan Puskesmas Kapongan yang dinilai lalai dan tidak maksimal dalam menangani adik kandungnya

Jun 1, 2025 - 15:50
Jun 2, 2025 - 10:54
 0  238
Pasien Dibiarkan Lemah di UGD, Warga Situbondo Kecewa Berat pada Layanan Puskesmas Kapongan
Herman saat menceritakan peristiwa yang dialami adiknya pada media

SITUBONDO– Herman, warga Desa Seletreng, Kecamatan Kapongan, Situbondo, meluapkan kekecewaannya terhadap pelayanan Puskesmas Kapongan yang dinilai lalai dan tidak maksimal dalam menangani adik kandungnya yang datang dalam kondisi lemah.

Kepada wartawan, Herman menceritakan bahwa adiknya, Fathor Rozi, tiba di Puskesmas Kapongan pada Sabtu (31/5/2025) sekitar pukul 15.00 WIB dengan keluhan mual, pusing, dan tubuh yang lemas.

“Adik saya datang dalam kondisi lemah. Tapi hanya diperiksa tangan dan dicek tensinya, setelah itu perawatnya pergi begitu saja,” ujar Herman, Minggu (1/6/2025).

Menurut Herman, saat itu adiknya bahkan sempat memohon untuk dilakukan tindakan infus. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh petugas dengan alasan ruang rawat sudah penuh.

“Dia cuma minta diinfus dulu karena badannya udah gak kuat. Katanya gak bisa, soalnya kamar penuh. Padahal itu penanganan awal, bukan rawat inap,” kata Herman.

Situasi makin memanas ketika keluarga meminta pasien untuk dirujuk ke RSUD Situbondo. Namun, permintaan itu pun ditolak dengan alasan tidak ada dokter dan kamar penuh.

Herman mengaku sempat beradu argumen dengan petugas karena merasa penanganan terhadap adiknya sangat lambat, bahkan hingga menjelang waktu magrib belum juga ada tindakan medis yang berarti.

“Dari sore sampai magrib adik saya dibiarkan begitu saja di ruang UGD. Akhirnya kami putuskan membawa ke Klinik di salah satu Kecamatan Panji, meski sama petugas diarahkan ke Klinik Bina Jasmani, di perjalanan adik saya sempat pingsan,” ujarnya.

Fathor Rozi, pasien yang bersangkutan, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengaku sudah memohon kepada petugas agar diinfus karena merasa tubuhnya sudah tidak kuat untuk duduk, apalagi berdiri.

“Saya mual dan lemas sekali. Ingin turun dari tempat tidur saja tidak bisa. Tapi berkali-kali saya minta infus tidak direspons,” ucap Fathor.

Kasus ini memunculkan sorotan publik terhadap kualitas layanan Puskesmas di daerah, khususnya dalam menangani pasien gawat darurat. Penolakan tindakan infus pada pasien yang lemah dinilai tidak sejalan dengan prinsip pelayanan medis darurat.

Saat dikonfirmasi, Kepala Puskesmas Kapongan, Mohammad Saleh, belum memberikan tanggapan resmi terkait peristiwa tersebut.

Penulis: Khairul

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow