Saat Pohon Kopi Ditebang Sporadis, Harapan Ribuan Buruh Kebun di Ijen Bondowoso Ikut Ambruk

Ribuan buruh kebun di Ijen, Bondowoso, kehilangan pendapatan setelah ratusan ribu pohon kopi PTPN dirusak sejak 2023. Situasi memanas hingga mengancam stabilitas sosial, pariwisata, dan citra Bondowoso sebagai daerah penghasil kopi unggulan.

Nov 28, 2025 - 02:58
Nov 28, 2025 - 03:01
 0
Saat Pohon Kopi Ditebang Sporadis, Harapan Ribuan Buruh Kebun di Ijen Bondowoso Ikut Ambruk
Foto Ilustrasi: Seorang buruh kebun berjalan di antara batang-batang pohon kopi yang tumbang di kawasan perkebunan Ijen, Bondowoso. Kerusakan ribuan tanaman kopi dalam dua tahun terakhir membuat para buruh kehilangan pendapatan dan meningkatkan ketegangan sosial di wilayah tersebut.

KABAR RAKYAT,BONDOWOSO— Ribuan buruh kebun di lahan Hak Guna Usaha (HGU) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional V, Kecamatan Ijen, Bondowoso, terpukul setelah insiden perusakan ribuan pohon kopi kembali terjadi dan menghentikan pendapatan harian mereka.

Peristiwa itu membuat situasi sosial di wilayah penghasil kopi andalan Jawa Timur tersebut kian tidak menentu.

Seorang buruh berinisial JJ mengaku sangat terpukul karena tanaman kopi yang dirusak adalah pohon yang ia rawat sejak awal.

 “Mau panen mereka potong-potong, kan ngeres di hati. Perjuangan tinggal panen, tapi pas tahu dipotong ya nangis semua,” ujarnya, Rabu (26/11/2025).

Setelah perusakan terakhir pada 17 November 2025, para buruh sempat tidak bekerja selama Dua hari. Penghasilan borongan mereka yang biasa Rp50 ribu per setengah hari pun langsung menurun drastis.

“Baru hari ketiga mulai kerja lagi. Itu pun hanya bersihkan tanaman yang ditebang,” kata JJ.

Ia mengakui pekerjaan yang tersisa kini semakin terbatas. 

Buruh lain, AX, mengatakan mereka bahkan tidak berani menanam ulang karena adanya intimidasi dari oknum tertentu agar lahan tidak disentuh.

“Kerja masih bisa, tapi areal semakin sedikit. Pendapatan pasti berkurang,” ucapnya.

Buruh dan warga kini juga dihantui rasa takut akibat rangkaian peristiwa perusakan yang terus berulang. AX menyebut warga Ijen terpaksa melakukan ronda malam untuk mencegah kerusakan lanjutan.

“Biasanya tidur enak, sekarang harus jaga. Sampai kapan begini? Dampaknya seluruh Ijen,” tuturnya.

Rasa takut itu makin besar karena sejumlah kejadian terakhir menunjukkan situasi yang kian tidak aman.

AX menegaskan para pekerja merasa semakin rentan. “Kapolsek saja digituin, tentara juga. Apalagi kami yang cuma pekerja, tidak bawa apa-apa,” katanya.

Pengamat sosial Universitas Muhammadiyah Jember, Iffan Gallant El Muhammady, menilai rangkaian peristiwa itu tidak bisa dipandang sebagai perusakan tanaman semata.

Menurutnya, dampaknya sudah masuk kategori ancaman sosial dan ekonomi jangka panjang.

 “Kerugiannya sangat luas. Ribuan buruh kehilangan pendapatan, citra Bondowoso Republik Kopi tercoreng, jalur wisata ke Kawah Ijen pun ikut terdampak,” ujarnya.

Iffan menegaskan persoalan paling krusial adalah terhentinya pendapatan 3.500 buruh. Ia menyebut hilangnya upah menjadi ancaman serius terhadap ketahanan ekonomi keluarga.

“Ini masalah perut. Dampaknya bisa merembet ke mana-mana jika dibiarkan,” ucapnya.

Menurut Iffan, konflik lahan itu telah bergeser menjadi krisis sosial. Ia meminta pemerintah dan aparat berhati-hati menjaga netralitas dan tidak menciptakan stigma yang memperuncing keadaan.

 Dia uga mengingatkan potensi konflik horizontal apabila situasi tidak dikelola dengan baik.

Kekhawatiran muncul karena sebagian warga Kaligedang menganggap lahan garapan hortikultura mereka ikut diincar untuk ditertibkan. Kondisi itu, menurut Iffan, menimbulkan ketegangan dengan kelompok buruh kebun.

“Kalau salah kelola, bisa terjadi benturan antarwarga yang merusak kohesi sosial,” ujarnya.

Reputasi Bondowoso sebagai produsen kopi berkualitas pun ikut terdampak secara simbolik.

Iffan menilai narasi positif Bondowoso Republik Kopi (BRK) berpotensi runtuh jika hulu produksi justru dihantui ketidakstabilan.

Sektor pariwisata juga terkena imbas karena jalur Bondowoso Kawah Ijen kini dipersepsikan tidak aman.

Iffan menilai konflik ini menjadi alarm keras bagi investor.

“Kerugian perusahaan dan terhentinya pendapatan ribuan buruh menunjukkan ada masalah relasi antara perusahaan dan warga. Jika hanya ditangani secara jangka pendek, investor akan melihat ini sebagai pola yang berulang,” kata dia.

Berdasarkan catatan PTPN, kerusakan tanaman kopi terus bertambah pasca aksi warga Kaligedang yang menggeruduk Mapolsek Sempol.

Total 175.399 batang kopi di area 94 hektar dilaporkan dirusak sejak 2023 hingga 2025, dengan pelaku masih orang tak dikenal. Total kerugian sementara mencapai Rp6,4 miliar, belum termasuk potensi panen yang hilang.

Riwayat perusakan menunjukkan pola yang terus berulang. Pada September 2023, 716 tanaman dirusak, disusul 1.152 tanaman pada Maret 2025. 

Pada 12 Oktober 2025, 6.661 pohon dirusak di Kaligedang, dan pada 5 November 2025, sebanyak 20.190 batang ditebang di Kecamatan Ijen. Insiden itu memperburuk ketegangan antara warga dan aparat.

Puncak eskalasi terjadi ketika tiga anggota TNI disandera warga pada 15 Mei 2025.

Ketegangan kembali meningkat pada 17 November 2025 saat massa menggeruduk Mapolsek Sempol dan menyeret Kapolsek Ijen Iptu Suherdi ke Desa Kaligedang untuk mempertanyakan penangkapan seorang petani yang diduga terlibat perusakan.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow