Uji Komitmen Pejabat, Bupati Situbondo Wawancarai 27 Eselon II untuk Percepatan Pembangunan Daerah
Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo memimpin wawancara dan asesmen Service Level Agreement (SLA) secara daring terhadap pejabat eselon II, sebagai bagian dari upaya mengukur komitmen, loyalitas, dan kesiapan birokrasi dalam mendukung percepatan pembangunan Kabupaten Situbondo.
KABAR RAKYAT,SITUBONDO– Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo melakukan wawancara terhadap 27 aparatur sipil negara (ASN) eselon II guna menguji komitmen dan loyalitas mereka dalam memajukan Kabupaten Situbondo ke depan. Wawancara tersebut merupakan bagian dari asesmen Service Level Agreement (SLA) yang digelar secara daring, Sabtu (27/12/2025).
Asesmen SLA ini dilakukan dalam dua tahapan dan menjadi langkah strategis Pemerintah Kabupaten Situbondo untuk mengisi kekosongan jabatan sekaligus melakukan penyegaran organisasi melalui rotasi dan mutasi pejabat struktural.
Tahapan pertama asesmen difokuskan pada kebutuhan mutasi dan rotasi jabatan, sementara tahapan kedua diarahkan untuk mengisi jabatan yang masih kosong melalui mekanisme rekrutmen terbuka atau open bidding.
Bupati Yusuf Rio menegaskan bahwa wawancara tersebut bukan sekadar formalitas administratif, melainkan upaya menggali kesungguhan para pejabat dalam membangun Situbondo secara berkelanjutan.
“Saya bertanya soal komitmen membantu Situbondo. Bukan sekadar membantu, bukan loyal kepada Mas Rio atau Mbak Ulvi, tetapi loyal kepada Situbondo,” kata Bupati Yusuf Rio dalam keterangannya.
Menurutnya, loyalitas yang dimaksud harus berorientasi pada kepentingan masyarakat dan pembangunan daerah, bukan pada figur pimpinan semata.
Dari total 27 pejabat eselon II yang mengikuti asesmen, seluruhnya telah melalui proses penilaian dan pemeringkatan oleh tim penguji independen berdasarkan kompetensi, rekam jejak, serta potensi kepemimpinan.
Service Level Agreement ini, lanjut Bupati, menjadi instrumen penting untuk mengetahui kesiapan nyata para pejabat dalam mengemban amanah jabatan yang akan diberikan ke depan.
“Saya menekankan agar di hati dan pikiran mereka hanya ada Situbondo, yang ditunjukkan melalui akuntabilitas, integritas, dan kemampuan membuktikan bahwa Situbondo bisa naik kelas,” ujar Yusuf Rio.
Ia menambahkan, SLA juga menjadi bentuk kontrak profesional antara kepala daerah dan pejabat struktural, yang pada akhirnya harus siap ditempatkan di mana pun sesuai kebutuhan organisasi.
Penempatan tersebut, kata dia, akan dilakukan berdasarkan prinsip tour of duty, yakni rotasi jabatan yang disesuaikan dengan kompetensi dan prioritas pembangunan daerah.
“Ketika saya membutuhkan pejabat di tempat lain, itu menjadi dasar untuk rotasi dan mutasi, terutama di dinas-dinas yang menjadi fokus prioritas pembangunan,” katanya.
Bupati mencontohkan sektor perpustakaan yang selama ini kerap dianggap sebagai tempat ‘pembuangan’ pejabat, namun ke depan akan dijadikan pusat inovasi dan ruang publik yang menarik.
“Di era saya dan Mbak Ulvi, perpustakaan harus menjadi sesuatu yang strategis dan inspiratif, bukan sekadar formalitas,” tegasnya.
Melalui asesmen ini, Pemerintah Kabupaten Situbondo berharap dapat membentuk birokrasi yang profesional, adaptif, dan berorientasi pada pelayanan publik demi mendorong percepatan pembangunan daerah.
What's Your Reaction?