Durasi Tinggal Wisatawan Rendah, DPRD Bondowoso Kritik Strategi Wisata Geopark Ijen

Sinung juga mengkritisi Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) yang dinilai belum mampu merealisasikan berbagai Memorandum of Understanding (MoU) secara konkret.

Jul 14, 2025 - 13:14
Jul 15, 2025 - 13:16
 0  16
Durasi Tinggal Wisatawan Rendah, DPRD Bondowoso Kritik Strategi Wisata Geopark Ijen
Sinung Sudrajat saat ditemui di DPRD Bondowoso

BONDOWOSO– DPRD Kabupaten Bondowoso melayangkan kritik tajam terhadap strategi pengelolaan wisata di kawasan Ijen Geopark. 

Wakil Ketua DPRD, Sinung Sudrajat, menyoroti rendahnya durasi tinggal wisatawan di Bondowoso sebagai bukti lemahnya jejaring wisata dan kurangnya atraksi penunjang.

“Wisatawan datang, foto-foto, lalu pulang. Kita butuh travel agent, operator wisata, dan atraksi tambahan agar mereka mau menetap lebih lama,” kata Sinung saat ditemui di Kantor DPRD Bondowoso, Senin (14/7/2024).

Menurutnya, kondisi ini menunjukkan bahwa manfaat ekonomi dari status Ijen Geopark belum dirasakan secara maksimal oleh masyarakat lokal. Bahkan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata masih didominasi oleh pajak hotel yang menyumbang 50 hingga 60 persen, sementara potensi lain belum tergarap optimal.

Sinung juga mengkritisi Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) yang dinilai belum mampu merealisasikan berbagai Memorandum of Understanding (MoU) secara konkret. Kerja sama dengan lembaga, komunitas, maupun perusahaan media masih dianggap sebatas formalitas dokumen.

“Kita tidak melihat dampaknya di lapangan. Lantas, di mana implementasinya? Ini harus segera dikonkretkan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Sinung menyampaikan bahwa dalam proses revalidasi UNESCO Global Geopark, aspek pelibatan masyarakat lokal menjadi indikator utama. Sayangnya, keterlibatan itu belum terlihat nyata dalam aktivitas wisata maupun ekonomi lokal.

Terkait rencana penutupan PT Candi Grimbi, perusahaan pengelola tambang belerang di Kawah Ijen, DPRD juga memberikan peringatan. Sinung menilai penutupan itu berisiko menghilangkan fenomena Blue Fire—daya tarik utama wisatawan asing. 

“Kalau itu hilang, apa lagi yang bisa kita jual ke dunia?” tukasnya.

Ia mendorong Pemkab Bondowoso dan Banyuwangi segera bertindak. “Jangan menunggu krisis baru bertindak. Wisata itu butuh perencanaan yang matang dan eksekusi yang cepat,” pungkasnya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow