M Shadiq Pasadigoe Bawa Semangat Restorasi Indonesia, Dampingi Nelayan Muara Padang
M Shadiq Pasadigoe turun langsung ke Muara Padang untuk menyapa nelayan dan pedagang kecil. Dalam kunjungan ini, ia menyerahkan bantuan dan menyerap aspirasi rakyat sebagai wujud nyata Gerakan Restorasi Indonesia.

MUARA PADANG– Di tengah riuh gelombang pesisir dan aroma asin laut, langkah M Shadiq Pasadigoe menyusuri dermaga Muara Padang terasa penuh makna, Sabtu (11/10/2025).
Anggota DPR RI Komisi XIII dari Fraksi Partai NasDem itu tidak datang sekadar meninjau, melainkan turun langsung menyatu dengan denyut kehidupan rakyat kecil — nelayan dan pedagang ikan yang setiap hari berjuang menantang kerasnya hidup.
Kedatangannya disambut hangat warga pesisir. Bukan karena atribut partai atau protokol resmi, melainkan karena sosok Shadiq dikenal dekat dengan rakyat. Ia datang dengan langkah sederhana, menyapa satu per satu warga, mendengarkan keluhan mereka tanpa jarak, dan memberikan bantuan nyata untuk memperbaiki fasilitas tempat jual beli ikan.
Bagi masyarakat Muara Padang, kunjungan itu bukan acara seremonial. Di tengah kesulitan hidup akibat harga ikan yang tak stabil dan biaya operasional yang terus naik, mereka melihat kehadiran Shadiq sebagai bukti bahwa masih ada pemimpin yang benar-benar mau turun mendengar.
“Kita tidak boleh menutup mata. Nelayan dan pedagang kecil adalah tulang punggung ekonomi rakyat. Mereka perlu ruang, dukungan, dan kepastian bahwa negara hadir untuk mereka,” ujar Shadiq dengan nada tegas namun penuh empati.
Shadiq menjelaskan, langkahnya di Muara Padang merupakan bagian dari semangat Gerakan Restorasi Indonesia yang diusung Partai NasDem — gerakan politik yang membangun dengan hati, menegakkan keadilan ekonomi, dan mengembalikan marwah kesejahteraan rakyat kecil.
Dalam dialog terbuka di tepian pelabuhan, Shadiq mendengarkan keluh kesah para nelayan. Mereka mengungkapkan kesulitan memperoleh bahan bakar, harga ikan yang fluktuatif, hingga minimnya fasilitas pasar yang layak. Menariknya, seluruh aspirasi itu ia catat sendiri, bukan oleh staf, sebagai bentuk kesungguhan menindaklanjuti setiap masukan rakyat di Senayan.
“Bak pituah Minang, anak dipangku, kamanakan dibimbiang, urang kampuang dipatenggangkan. Itulah filosofi hidup kita — jangan biarkan satu pun masyarakat tertinggal,” ucap Shadiq dengan suara bergetar. Ucapannya disambut tepuk tangan panjang para nelayan dan pedagang yang hadir.
Di sela kegiatan, Shadiq meninjau area pasar ikan yang akan diperbaiki dengan bantuan dana aspirasi. Ia menyebut, fasilitas yang layak akan meningkatkan produktivitas nelayan dan pedagang kecil. “Kita ingin tempat yang bersih, aman, dan nyaman agar aktivitas jual beli bisa lebih hidup,” katanya.
Langkah Shadiq menjadi refleksi dari politik yang berpihak pada rakyat. Politik yang tidak berhenti pada janji, tetapi diwujudkan dalam aksi nyata. Politik yang menyalakan harapan, bukan sekadar memenangkan suara.
Ia menegaskan, perubahan tidak harus dimulai dari gedung tinggi atau kebijakan besar, tetapi dari tindakan kecil yang berdampak besar bagi kehidupan masyarakat. “Kalau nelayan tersenyum hari ini, maka ekonomi rakyat sedang bergerak,” ujarnya sambil menatap laut.
Kehadiran Shadiq di Muara Padang menjadi simbol dari wajah politik humanis yang kini langka. Di tengah skeptisisme publik terhadap politisi, langkahnya menunjukkan bahwa politik bisa kembali bermakna jika dijalankan dengan hati.
Melalui tangan-tangan tulus dan kebijakan yang berpihak, Gerakan Restorasi Indonesia terus menyalakan optimisme. Di dermaga Muara Padang, semangat perubahan itu tidak sekadar slogan, tetapi menjelma menjadi harapan nyata bagi nelayan dan pedagang kecil.
---
Penulis: Dion
What's Your Reaction?






