Mangrove Bangkalan Terancam, Delegasi Internasional Dorong Penguatan Restorasi Pesisir

Delegasi internasional dari enam negara meninjau perkembangan restorasi mangrove di Bangkalan bersama PUR dan KTH Aman Sentosa. Kunjungan ini menyoroti kondisi mangrove yang mulai tergerus pembangunan serta dorongan penguatan perlindungan pesisir.

Dec 5, 2025 - 18:33
Dec 5, 2025 - 18:57
 0
Mangrove Bangkalan Terancam, Delegasi Internasional Dorong Penguatan Restorasi Pesisir
Para delegasi internasional bersama anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Aman Sentosa meninjau kawasan restorasi mangrove di pesisir Bangkalan. Kunjungan ini dilakukan untuk memantau perkembangan penanaman dan kondisi ekosistem mangrove yang terus dipulihkan melalui kerja sama PUR dan masyarakat setempat.

KABAR RAKYAT,BANGKALAN- Upaya pemulihan ekosistem pesisir di Kabupaten Bangkalan terus menunjukkan perkembangan positif. Program global dari organisasi PUR (The Preservation and Restoration of Coastal Ecosystems) kembali menguatkan kolaborasinya dengan masyarakat lokal dalam menjaga keberlanjutan hutan mangrove.

Salah satu fokus restorasi berada di perairan Martajasah hingga Klampis.

PUR menjadi salah satu lembaga internasional yang aktif memulihkan kawasan pesisir melalui penanaman mangrove dan penerapan metode silvofishery. Metode ini mengintegrasikan perikanan dengan budidaya mangrove sehingga masyarakat pesisir turut memperoleh manfaat ekonomi tanpa merusak alam.

Sebagai perusahaan berbasis di Prancis yang bergerak pada sektor rantai pasok berkelanjutan, PUR telah menjalankan proyek restorasi di berbagai negara. Di Indonesia, program ini juga telah tersebar di sejumlah wilayah, termasuk Bangkalan yang kini menjadi lokasi prioritas.

Fokus utama program PUR ialah memulihkan ekosistem pesisir yang rusak, mengurangi dampak pemanasan global, serta memberikan perlindungan alami terhadap bencana. Selain itu, program ini dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui kegiatan berbasis lingkungan.

Dalam program ini, PUR juga menggandeng organisasi nirlaba IKAMaT. Kolaborasi tersebut bertujuan meningkatkan kesehatan ekosistem mangrove dan memastikan keberlanjutan program jangka panjang melalui pemberdayaan masyarakat lokal.

Pada Kamis (4/12/2025), delegasi internasional dari enam negara melakukan kunjungan monitoring ke pesisir Martajasah. Kunjungan ini dipimpin Kelompok Tani Hutan (KTH) Aman Sentosa Martajasah yang diketuai Muhammad Alaidrus.

Alaidrus menjelaskan bahwa kunjungan tersebut merupakan bagian dari evaluasi rutin terhadap penanaman dan penebalan mangrove yang dilakukan secara berkelanjutan. “Mereka ingin melihat langsung perkembangan restorasi mangrove di Martajasah hingga Klampis. Kami menanam secara bertahap untuk menjaga keberlanjutan hutan mangrove di Bangkalan,” ujarnya.

Enam delegasi yang hadir terdiri dari Andrea dan David dari Kanada; Ibrahima dari Ivory Coast; Laura dan Sebastian dari Kolombia; serta Ishmael dari Peru. Mereka mengikuti tinjauan lapangan dan berinteraksi langsung dengan kelompok masyarakat penggerak restorasi.

Andrea, salah satu delegasi asal Kanada, memberikan apresiasi terhadap kondisi mangrove di Bangkalan. Ia mengakui bahwa keberadaan mangrove masih cukup baik meski beberapa area mengalami penyusutan akibat pembangunan. “We came here to see firsthand the development and condition of the mangroves in Bangkalan. We are proud because there are still many mangroves growing, although their presence needs to be increased,” ujar Andrea.

Ia berharap pemerintah daerah serta masyarakat dapat memperkuat perlindungan mangrove. Menurutnya, keberadaan mangrove memiliki banyak fungsi krusial, mulai dari perlindungan pesisir hingga menjaga kualitas udara.

Sementara itu, Hendrayanto, SH, selaku Seksi Pengawasan KTH Aman Sentosa, menegaskan bahwa masyarakat lokal terus berupaya menjaga hutan mangrove di tengah tekanan pembangunan. Ia menilai perlindungan mangrove merupakan kebutuhan mendesak.

“Mangrove bukan hanya penahan ombak, tetapi juga penghasil oksigen dan habitat biota laut seperti kepiting. Laut adalah lumbung kehidupan dan harus dijaga dari dampak modernisasi,” ujarnya.

Hendrayanto menuturkan, kerusakan mangrove di beberapa titik pesisir Bangkalan menjadi perhatian serius. Karena itu, ia berharap Pemerintah Kabupaten Bangkalan turut memberikan dukungan terhadap kegiatan restorasi yang telah digerakkan masyarakat.

Dalam kunjungan tersebut, delegasi PUR meninjau dua lokasi utama, yaitu pesisir Martajasah dan Arosbaya. Kegiatan di Arosbaya dilakukan bersama KTH setempat yang dipimpin Bilal, dengan fokus pada penguatan penanaman dan rehabilitasi.

Kunjungan itu ditutup dengan diskusi mengenai strategi restorasi jangka panjang, termasuk perencanaan penambahan zona perlindungan mangrove dan pengembangan program edukasi bagi masyarakat pesisir.

Program PUR dan kolaborasi lintas negara ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi pemulihan ekosistem pesisir Bangkalan. Dengan dukungan masyarakat lokal, hutan mangrove diyakini dapat kembali pulih dan menjadi pelindung alami bagi wilayah pesisir.


Penulis: Luhur Utomo

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow