Gempa 5,7 SR Guncang Situbondo, 64 Rumah Warga Rusak
Gempa bumi tektonik berkekuatan 5,7 SR mengguncang Situbondo, Kamis (25/9/2025). Sebanyak 64 rumah di empat desa rusak, puluhan warga terdampak, namun tidak ada korban jiwa. BPBD Situbondo lakukan asesmen cepat dan salurkan bantuan darurat.

SITUBONDO– Gempa bumi tektonik berkekuatan 5,7 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Situbondo, Jawa Timur, Kamis (25/9/2025) pukul 16.04 WIB.
Titik gempa berada di 54 kilometer tenggara Kabupaten Situbondo dengan kedalaman 12 kilometer.
Meski tidak berpotensi tsunami, guncangan tersebut mengakibatkan kerusakan serius pada rumah warga di Kecamatan Banyuputih.
Kepala BPBD Situbondo, Sruwi Hartanto, menegaskan gempa ini berdampak di empat desa yakni Sumberwaru, Sumberanyar, Sumberejo, dan Wonorejo.
"Total ada 64 rumah rusak dengan kategori ringan hingga berat. Syukurlah tidak ada korban jiwa maupun luka," ujar Hartanto kepada wartawan lewat keterangan tertulis, Kamis (25/09/2025).
Kerusakan terparah tercatat di Desa Sumberwaru. Rumah milik Mudjari, Hariyadi, Tolak Adin, Moh. Salem Dawafi, Misnawar, Moh. Syahroni, Suhatija, Sumarso, Risnawati, Misriyanto, Sudarman, Sahri, Matlani, Sunyoto, Jumarto, dan Agus Pramono terdampak parah.
Bahkan kantor Resort Balanan ambruk total akibat guncangan.
Selain itu, tambak udang PT. Sabu serta rumah-rumah milik warga seperti Arwito, Um, Samidik, Sovianto, Saleh, dan Muryani juga mengalami kerusakan sedang.
Kantor Resort Labuhan Merak ikut retak-retak akibat terdampak goncangan gempa.
Di Desa Sumberanyar, kerusakan juga masif. Rumah-rumah permanen milik Pak Jatim, Ibu Reni, Riyanto, Jumadi, Dahri, Siti Maisyaroh, Pak Muhammad, dan Hj. Fatimah masuk dalam kategori rusak berat.
Sementara milik Yanto, Aziz, Misnaya, Sulastri, Makruf, Suhandoko, hingga musala Baitul Masaqin mengalami kerusakan ringan.
Desa Sumberejo tak luput dari amukan gempa. Rumah milik Tolak/Ferry, Halima/Herlin, Junaidi, dan Harjono terdampak. Dua rumah di antaranya dilaporkan rusak berat, terutama milik Halima/Herlin dan Junaidi yang dindingnya roboh sebagian.
Di Desa Wonorejo, sebanyak 19 rumah hancur. Warga yang terdampak antara lain Suminah, Subaidah, Tukimin, Enik Istiani, Surahwi, Busidin, Mujiono, Sugito, Yunanik, Ponijah, Romlah, Katirun, Eko Sunaryo, Sunarso, Suwarni, Sugeng, Syamsiyah, dan Misinem. Sebagian besar mengalami kerusakan berat dengan dinding rumah retak hingga ambruk.
Tak hanya rumah, tempat ibadah pun terkena dampak. Masjid Al Muttaqin di Dusun Jelun, Desa Wonorejo mengalami kerusakan pada bagian dinding dan atap.
Sejumlah warga terpaksa menggelar salat di luar masjid karena khawatir bangunan roboh jika ada gempa susulan.
"Total kerusakan yang kami catat sementara mencapai 64 unit rumah. Desa Sumberanyar 16 rumah, Sumberwaru 25 rumah, Sumberejo 4 rumah, dan Wonorejo 19 rumah," jelas Sruwi Hartanto.
Meski tidak ada korban jiwa, warga mengaku trauma. Suminah (43), warga Wonorejo, menuturkan saat gempa terjadi ia sedang memasak di dapur.
"Tiba-tiba tembok bergetar, panci jatuh semua. Saya langsung lari keluar rumah. Alhamdulillah anak-anak selamat," ungkapnya dengan wajah pucat.
BPBD Situbondo langsung menerjunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) bersama aparat kecamatan, Polsek, Koramil, Tagana, Basarnas, PMI, hingga relawan untuk melakukan asesmen kerusakan. Mereka mendatangi rumah-rumah terdampak, mencatat kerugian, serta memberikan bantuan logistik darurat.
Sruwi menambahkan, tahap selanjutnya adalah Jitupasna atau pengkajian kebutuhan pasca bencana. "Kami akan mendistribusikan bantuan darurat, termasuk tenda, selimut, dan makanan siap saji untuk warga terdampak," katanya.
Hingga Kamis malam, kondisi cuaca Situbondo cerah berawan. Namun, warga tetap diminta waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Sejumlah pengungsian darurat mulai disiapkan di balai desa untuk menampung warga yang rumahnya sudah tidak layak huni.
Situasi ini mengingatkan kembali bahwa Situbondo masuk kawasan rawan gempa. Pemerintah daerah bersama BPBD berkomitmen untuk memperkuat kesiapsiagaan masyarakat. "Kita jaga alam, alam jaga kita. Warga jangan panik, tetap tenang, dan ikuti instruksi petugas," pungkas Sruwi.
---
Penulis: Khairul
What's Your Reaction?






