Reaktivasi Jalur Kereta Panarukan, Pemkab Situbondo Siapkan Pendekatan Humanis

Pemkab Situbondo bersama Dishub meninjau Stasiun Panarukan yang puluhan tahun mati suri. Bupati Yusuf Rio berkomitmen menghidupkan kembali jalur kereta dengan pendekatan humanis tanpa merugikan warga yang sudah lama menempati lahan rel.

Oct 1, 2025 - 21:49
Oct 1, 2025 - 22:06
 0
Reaktivasi Jalur Kereta Panarukan, Pemkab Situbondo Siapkan Pendekatan Humanis
Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo bersama pejabat Dinas Perhubungan meninjau kondisi Stasiun Panarukan yang sudah lama tidak beroperasi, sebagai langkah awal rencana reaktivasi jalur kereta api.

SITUBONDO– Pemerintah Kabupaten Situbondo bersama Dinas Perhubungan (Dishub) meninjau lokasi Stasiun Kereta Api Panarukan yang telah puluhan tahun tidak beroperasi. Jalur ini rencananya akan direaktivasi untuk mendukung kebutuhan transportasi warga dan lintas kabupaten.

Jalur kereta Panarukan sendiri merupakan peninggalan era kolonial Belanda. Dulu, rel tersebut menjadi penghubung penting antara Situbondo, Bondowoso, hingga Jember. Namun sejak lama jalur itu mati suri dan sebagian lahannya kini sudah ditempati warga untuk hunian dan usaha.

Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo atau akrab disapa Mas Rio menegaskan, reaktivasi jalur kereta bukan sekadar nostalgia. Menurutnya, transportasi kereta akan menjadi penopang distribusi barang dan jasa antarwilayah.

“Ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk menopang jasa transportasi barang dan jasa lintas sektoral,” kata Mas Rio saat kunjungan, Senin.

Selain mendukung sektor logistik, jalur kereta juga diyakini memberi dampak positif bagi dunia pariwisata Situbondo. Wisata Pantai Pasir Putih misalnya, akan lebih mudah dijangkau wisatawan dari Bondowoso maupun Jember.

“Keberadaan jalur KAI akan menambah akses menuju wisata Pasir Putih. Dominan pengunjung datang dari Bondowoso dan Jember,” ujar Mas Rio.

Bupati menyebut rencana reaktivasi ini sejalan dengan dorongan pemerintah pusat. Meski begitu, pihaknya memastikan langkah humanis dan persuasif akan ditempuh, mengingat sebagian jalur sudah menjadi permukiman warga.

“Mitigasi pasti dilakukan. Kami akan sampaikan ke pusat bahwa jalur sebagian sudah ditempati rumah warga. Solusinya tentu dengan pendekatan agar masyarakat tidak dirugikan,” tegasnya.

Salah seorang warga, Zubaidah, mengaku khawatir bila rumah yang ditempatinya harus digusur.

Ia sudah puluhan tahun tinggal di lahan jalur kereta dan berharap ada kepastian dari pemerintah jika reaktivasi benar-benar dijalankan.

“Tanah ini memang milik negara, tapi kami terpaksa menempatinya. Kalau digusur, kami berharap ada solusi. Jangan sampai kami tidak punya tempat tinggal,” ucap Zubaidah.

Menurutnya, warga tak menolak rencana reaktivasi jalur kereta. Namun kompensasi dan relokasi harus jelas agar masyarakat tidak resah. “Kalau pemerintah pikirkan tempat tinggal pengganti, kami pasti tidak keberatan,” tambahnya.

Kepala Dinas Perhubungan Situbondo, Ridhwan Sugihartono, menyatakan langkah awal yang akan dilakukan ialah pendataan. Dishub ingin memastikan kondisi lahan dan siapa saja yang sudah menempati area rel.

“Insya Allah jika pendataan dan regulasi selesai, jalur KAI bisa segera dioperasikan. Harapan kita jalurnya panjang, menghubungkan kabupaten lain,” ujar Ridhwan.

Dengan pendekatan yang persuasif, pemerintah optimistis jalur kereta Panarukan dapat kembali hidup. Reaktivasi ini diharapkan menjadi babak baru transportasi Situbondo sekaligus pengungkit sektor pariwisata dan ekonomi daerah.

---

Penulis: Khairul

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow