Tiga Sekolah di Jember Keluhkan Menu MBG Tak Layak, Penanggung Jawab Dapur: Itu Bukan Basi Tapi Aroma Cuka dan Mayones

KABAR RAKYAT,JEMBER- Kualitas sajian makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali jadi sorotan. Kini giliran tiga sekolah di Jember, Jawa Timur, meliputi SMPN 15 Jember,SDN 5 Bintoro, dan TK Dharma Wanita Bintoro 2 yang mengeluhkan kualitas MBG.
Salah seorang guru di SDN 5 Bintoro Nur Fadli mengatakan pihaknya menerima kiriman MBG yang tidak layak makan pada Jumat pagi (26/9/25). Kondisi MBG yang dibagikan kepada siswa-siswanya tidak layak makan dan muncul aroma tidak sedap. Hal itu kondisinya sama dengan yang terjadi di SMPN 15 Jember dan TK Dharma Wanita Bintoro 2, lantaran kedua sekolah saling berdekatan dan mendapatkan paket kiriman MBG yang sama.
“Pagi ini anak anak (Siswa) dapat MBG yang sayurnya sudah bau. Sebelum dimakan, kan baunya ketahuan, ya siswa langsung komplain ke guru,” ujarnya
Menurut Fadli kejadian itu bukan kali pertama. Pernah sebelumnya pihaknya menerima MBG dengan menu pentol yang sudah bau. Bahkan satu waktu, buah pisang yang terdapat di menu MBG kondisinya masih mentah.
“Temuan temuan itu sekitar empat kali, pernah pentolnya bau, tempenya tidak enak dan program ini sudah berlangsung empat bulan di sekolah saya,” ungkapnya
Fadli mengaku sudah kerap kali komplain kepada pengawas yang mengantar MBG kesekolahnya, tapi tak kunjung mendapatkan respon dan peningkatan kualitas makanan. Setiapnya harinya total terdapat 130 an food tray MBG yang dikirim untuk ketiga sekolah TK hingga SMP di Bintoro itu.
“Apakah karena waktu tempuh atau apa saya tidak tahu yang jelas ini bukan kali pertama, kami beberapa kali komplain ke pendamping MBG yang selalu rutin mengantar. Tapi tidak kunjung ada perbaikan kualitas,” paparnya.
Selain kualitas makanan yang jadi sorotan, pria yang juga aktifis pendidikan Jember ini menyoroti mekanisme pengantaran MBG kesekolahnya. Setidaknya setiap hari guru di SD,SMP, dan TK yang saling berdekatan itu secara bergantian mengambil dan mengantarkan kembali kiriman MBG, kurang lebih membutuhkan waktu 20 menit untuk sekali berangkat. Lantaran mobil yang digunakan mengantar menu MBG dari dapur umum tidak bisa langsung mengakses ke sekolah sekolah tersebut.
“Guru ini selain mengajar juga disibukan untuk menjemput MBG dilain tempat. Jarak ke titik pengambilan kurang lebih 20 menit,” tegasnya
Fadli menambahkan hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan penjelasan resmi dari dapur MBG yang memproduksi makanan untuk sekolahnya.
“Ya semoga ini menjadi evaluasi bersama. Kalau sampai sekarang belum ada kami dapat klarifikasi dari pihak dapur MBG,” pungkasnya.
Sementara itu kepada sejumlah awak media penanggung jawab Dapur MBG Yayasan Taman Pendidikan dan Asuhan (TPA), Ahmad Sudiono yang memproduksi MBG ke tiga sekolah tersebut membantah jika menu yang pihaknya kirim dalam kondisi basi.
“Aroma masam yang ada di menu MBG hari ini khususnya salad sayur bukan karena basi tapi karena memang menu makanan yang dikirim kebetulan menggunakan mayones dan cuka. Aroma kecutnya jadi bukan karena basi tapi memang ada mayones dan cuka,” paparnya.
Bahkan mantan Kepala Dinas Pendidikan Jember ini menghimbau agar para guru kedepannya turut mengedukasi peserta didiknya perihal aroma makanan. Agar tidak menyimpulkan aroma cuka atau mayones sebagai makanan basi.
What's Your Reaction?






