80 Hektare Pohon Kopi Ijen Bondowoso Dirusak OTK, Ribuan Pekerja Kehilangan Penghasilan Harian
KABAR RAKYAT,BONDOWOSO – Perusakan sekitar 80 hektare tanaman kopi oleh Orang Tidak Dikenal (OTK) di wilayah Ijen, Bondowoso, tidak hanya menimbulkan kerugian material bagi PTPN I Regional 5, tetapi juga berdampak langsung pada ribuan pekerja kebun.
Terhentinya aktivitas kebun membuat pendapatan harian para pekerja terputus mendadak.
Corporate Secretary PTPN I Regional 5, R.I. Setiyobudi, mengatakan dampak sosial akibat perusakan ini jauh lebih besar dibandingkan nilai kerugian ekonomi yang tercatat.
“Tanaman kopi bagi masyarakat bukan sekadar komoditas, tetapi harapan jangka panjang,” ujarnya, Kamis (20/11/2025).
Ia menuturkan para pekerja menggantungkan pendapatan dari kegiatan panen, pemeliharaan tanaman, hingga pekerjaan rutin harian lainnya.
Dalam kondisi normal, aktivitas ini menggerakkan perekonomian warga sekitar. Namun kerusakan 159.800 pohon kopi membuat sebagian besar areal produksi lumpuh.
Selain tanaman, fasilitas kebun dan kantor afdeling juga ikut dirusak, sementara akses jalan menuju area perkebunan ditutup.
Kondisi tersebut memperparah tekanan ekonomi keluarga pekerja yang kini kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, mulai dari pangan hingga biaya pendidikan dan kesehatan.
Bagi sebagian besar pekerja, perkebunan merupakan satu-satunya sumber pendapatan tetap.
Perusakan kebun membuat mereka tidak memiliki alternatif pekerjaan jangka pendek untuk menopang kebutuhan rumah tangga.
Setiyobudi menegaskan bahwa aktivitas perkebunan kopi memegang peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi lokal.
“Ketika produksi berhenti, perputaran uang di masyarakat ikut melemah,” katanya.
Ia menambahkan, warung, pedagang lokal, hingga layanan transportasi juga terdampak karena seluruh mata rantai ekonomi bertumpu pada kegiatan kebun.
“Ekosistem ekonomi di sekitar kebun saling terhubung,” ujarnya.
PTPN I Regional 5 memastikan tetap menjalankan komitmen menjaga keberlanjutan aset negara.
Perusahaan mengelola HGU aktif seluas sekitar 7.856 hektare dan kini meningkatkan pengawasan terstruktur serta berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk mengamankan area perkebunan.
"Langkah ini diambil agar roda ekonomi masyarakat dapat kembali bergerak," ujarnya.
Selain itu, perusahaan menegaskan komitmennya menjalankan program sosial, kemitraan produktif, dan pemberdayaan masyarakat yang selama ini menjadi bagian dari operasional perusahaan.
“Kami ingin manfaat perkebunan terus dirasakan masyarakat,” kata Setiyobudi.
What's Your Reaction?