Bangun Karakter Warga Binaan, Lapas Narkotika Sawahlunto Jalin Kerja Sama dengan Kemenag
Lapas Narkotika Kelas III Sawahlunto menjalin sinergi dengan Kemenag Kota Sawahlunto untuk memperkuat pembinaan spiritual warga binaan. Kerja sama ini diharapkan mampu membentuk karakter dan meningkatkan keimanan para WBP

SAWAHLUNTO— Dalam suasana penuh kehangatan dan semangat kolaborasi, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas III Sawahlunto, Ressy Setiawan, melakukan kunjungan silaturahmi ke Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Sawahlunto, Selasa (14/10/2025).
Kehadiran Kalapas disambut langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Kota Sawahlunto, Dedi Wandra, bersama jajaran pejabat struktural di lingkungan Kemenag.
Kunjungan tersebut bukan sekadar ajang silaturahmi, melainkan langkah nyata dalam memperkuat sinergi pembinaan kepribadian dan keagamaan bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Narkotika Sawahlunto.
Menurut Ressy Setiawan, pembinaan spiritual menjadi elemen penting dalam proses pemasyarakatan. Ia menilai, pendekatan keagamaan mampu menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter dan mengarahkan warga binaan menuju perubahan positif.
“Pembinaan spiritual dan keagamaan merupakan kunci utama dalam proses rehabilitasi serta pembentukan karakter warga binaan. Kami berharap Kemenag terus mendukung dengan tenaga penyuluh dan program keagamaan yang berkelanjutan,”
ujar Ressy Setiawan.
Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap Kemenag yang selama ini telah menjadi mitra strategis dalam mendukung pembinaan rohani di dalam Lapas. Kolaborasi tersebut, katanya, telah banyak membantu warga binaan menemukan arah hidup yang lebih baik.
“Kami berterima kasih atas dukungan Kemenag selama ini. Melalui kerja sama ini, banyak warga binaan yang mulai menyadari pentingnya perubahan dan menata kembali masa depan mereka,” tambah Ressy.
Menanggapi hal itu, Kepala Kantor Kemenag Kota Sawahlunto Dedi Wandra menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat kolaborasi lintas lembaga tersebut.
“Kami siap mendukung penuh pembinaan keagamaan di Lapas. Melayani umat tidak terbatas di luar tembok, tetapi juga di dalamnya. Harapan kami, para WBP dapat kembali ke masyarakat dengan semangat baru dan akhlak yang lebih baik,”
tutur Dedi Wandra.
Kerja sama antara Lapas Narkotika dan Kemenag Sawahlunto sejatinya telah terjalin sejak lama. Melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang telah ditandatangani, kedua pihak secara rutin menggelar kegiatan pembinaan keagamaan, pelatihan rohani, dan peringatan hari besar Islam di lingkungan Lapas.
Program-program tersebut melibatkan para penyuluh agama, ustaz, dan tokoh masyarakat setempat yang memiliki komitmen dalam membimbing warga binaan secara spiritual.
Pertemuan kali ini menjadi momentum penting untuk menyegarkan kembali komitmen bersama sekaligus merancang program pembinaan baru yang lebih menyentuh sisi kemanusiaan dan spiritual warga binaan.
Ressy menekankan bahwa pembinaan di Lapas tidak hanya berfokus pada aspek hukum dan rehabilitasi, tetapi juga pada pemulihan moral dan nilai keagamaan.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap warga binaan memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri dan menumbuhkan keimanan sebagai dasar perubahan hidup,” ujarnya.
Sementara itu, Kemenag berencana memperluas dukungan dengan menambah jadwal penyuluhan agama, pelatihan membaca Al-Qur’an, serta program bimbingan rohani secara berkala di dalam Lapas.
Langkah tersebut diharapkan dapat menjadi bagian dari proses pemulihan menyeluruh yang tidak hanya memulihkan perilaku, tetapi juga memperkuat mental dan spiritual para warga binaan.
Melalui sinergi yang semakin erat antara Lapas dan Kemenag, diharapkan para warga binaan tidak hanya pulih dari ketergantungan dan perilaku negatif, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi yang beriman, berkarakter, dan siap kembali berkontribusi positif di masyarakat.
Penulis: Dion
What's Your Reaction?






