Cuaca Ekstrem Ancam Tembakau Bondowoso, Kadisperta Tegaskan Petani Sudah Diberi Peringatan
Kepala Dinas Pertanian (Kadisperta) Bondowoso, Hendri Widotono, menegaskan bahwa pihaknya sebenarnya telah jauh-jauh hari mengingatkan petani mengenai potensi cuaca ekstrem tahun 2025 berdasarkan prediksi BMKG.

BONDOWOSO- Petani tembakau di Kabupaten Bondowoso mulai mengeluhkan dampak hujan yang turun di musim tanam tahun ini. Akibat cuaca ekstrem, banyak tanaman tembakau roboh dan layu sehingga berpotensi membuat petani merugi.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian (Kadisperta) Bondowoso, Hendri Widotono, menegaskan bahwa pihaknya sebenarnya telah jauh-jauh hari mengingatkan petani mengenai potensi cuaca ekstrem tahun 2025 berdasarkan prediksi BMKG.
“Jadi sebenarnya kalau petani komplain itu kurang pas. Karena kami sudah keliling per kecamatan, mengajak ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Bondowoso, untuk menyampaikan langsung ke petani dengan bahasa yang lebih dekat. Dari awal sudah kami ingatkan bahwa tahun ini akan terjadi cuaca ekstrem,” ujar Hendri, Jumat (22/8/2025).
Hendri mengatakan pihaknya juga telah membuat Surat Edaran (SE) kepada petugas lapangan agar informasi tersebut diteruskan hingga ke kepala desa dan camat. Ia menyarankan agar petani bisa mengantisipasi risiko, misalnya dengan memperdalam saluran drainase jika tetap memaksakan diri menanam tembakau.
Namun, kenyataannya, banyak petani tetap menanam tembakau. Akibat hujan deras beberapa waktu terakhir, tanaman tembakau di sejumlah daerah mulai Besuki Situbondo, hingga Paiton Probolinggo, roboh dan layu.
“Nah itu risiko yang harus dihadapi petani kita karena memang cuacanya sangat ekstrem. Jadi bukan hanya ekstrem, tapi sangat ekstrem, itu yang kami takutkan,” tegasnya.
Hendri juga menyinggung fenomena lokal di kalangan petani yang beranggapan “kalau tidak menanam tembakau, tidak laki-laki.” Menurutnya, budaya itu membuat sebagian petani tetap nekat menanam tembakau meski risiko kerugian besar sudah di depan mata.
Meski demikian, Pemkab Bondowoso memastikan tetap mendampingi petani. Hendri menyebut pihaknya akan melakukan sounding ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar ada langkah konkret jika harga tembakau jatuh di bawah Harga Wajar Indeks Pasar (WIP).
“Begitu harga di bawah WIP, kami akan mengusulkan ke provinsi supaya ada dana pengganti. Jadi minimal petani tidak terlalu rugi. Bukan asuransi, tapi kalau NTP (Nilai Tukar Petani) di bawah 100, itu sudah harus meluncur ke provinsi untuk mendapat dana WIP,” jelas Hendri.
Ia menambahkan, langkah itu nantinya juga akan dikoordinasikan bersama APTI Bondowoso untuk memastikan data dan pengajuan berjalan lancar.
What's Your Reaction?






