Jambore III FPRB Jawa Timur di Banyuwangi Resmi dibuka, Diikuti 803 Relawan dari 38 Provinsi dan 105 Kabupaten/Kota
Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Jawa Timur menggelar kegiatan jambore III selama tiga hari bertempat di Pantai Grand Watu Dodol Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi

KABAR RAKYAT, BANYUWANGI - Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Jawa Timur menggelar kegiatan jambore III selama tiga hari bertempat di Pantai Grand Watu Dodol Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi.
Jambore III FPRB Jatim ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono pada Sabtu (13/09/2025). Turut hadir dalam pembukaan Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Prasinta Dewi, Direktur Kemendes, perwakilan Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, dan perwakilan BPBD se Indonesia.
Wakil Bupati Banyuwangi,H.Mujiono dan beberapa anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Banyuwangi Mafrochatin Nikmah.Diikuti sejumlah relawan yang berasal dari pegiat kebencanaan, baik dari unsur masyarakat, akademisi, dan relawan FPRB se Indonesia.
Sekjen FPRB Jawa Timur Catur Sudarmanto mengatakan, peserta jambore tercatat mencapai 803 relawan yang berasal dari 38 provinsi dan 105 kabupaten/kota dengan agenda utama meliputi dialog strategis, penguatan rencana adaptasi perubahan iklim dan inklusi sosial, serta memperluas jejaring kemitraan lintas sektor.
"Banyak peserta dari jauh, ada yang dari Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur," ungkap pria yang akrab disapa Mbah Darmo itu.
Deputi Bidang Pencegahan Prasinta Dewi berpesan bahwa pentahelix harus mampu membangun kolaborasi yang harmonis dan Forum PRB ini menjadi wadah kolaborasi. "Kita harus melibatkan kelompok rentan, perempuan, disabilitas, dan kelompok minoritas," kata Prasinta.
Sekda Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono dalam kata sambutannya pembukaan jambore menegaskan bahwa tidak ada bencana yang sama, karena ada bermacam bencana, tetapi yang sama adalah korbannya, yakni masyarakat terdampak.
Menurut Adhy, perlu dukungan semua pihak, utamanya masyarakat dan yang paling tangguh adalah pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat.
"Selamat relawan FPRB yang mengikuti jambore!," ucap Adhy.
Yang menarik, beberapa pejabat yang hadir menyumbang dana secara spontanitas untuk penyelenggaraan jambore III FPRB Jawa Timur hingga terkumpul dengan total Rp 100 juta.
Sementara itu, Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono menyampaikan bagaimana kesiapsiagaan mengatasi bencana di Kabupaten Banyuwangi, mulai dari pra bencana, tanggap darurat, hingga pasca bencana.
"Kita semua punya misi, jika ada bencana, maka sudah ada mitigasi," kata Wabup.
Menurut Mujiono, penyelenggaraan jambore FPRB membawa banyak hikmah bagi Banyuwangi.
"Peserta bermalam di sini mendapatkan fasilitas, bahkan makan juga di sini, jalan-jalan di sini, beli oleh-oleh, sehingga membuat UMKM naik kelas," imbuh Mujiono.
Pembukaan jambore diawali dengan santunan anak yatim dan penampilan tari jejer Gandrung dilanjut dengan penanaman pohon cemara laut di tepi Pantai Grand Watudodol. Selain penanaman pohon, bakti sosial yang dilakukan di lokasi jambore adalah tenda donor darah PMI Cabang Banyuwangi, yang menyasar peserta jambore untuk mendonorkan darahnya.
Pada akhir jambore besok juga akan dilakukan bakti sosial bagi-bagi sembako kepada warga yang membutuhkan di sekitar lokasi acara.***
What's Your Reaction?






