Jember Diakui Nasional sebagai Daerah Inklusif, Bupati Fawait Sandang Predikat Tokoh Pluralisme

Nov 26, 2025 - 19:03
Nov 28, 2025 - 02:54
 0
Jember Diakui Nasional sebagai Daerah Inklusif, Bupati Fawait Sandang Predikat Tokoh Pluralisme
Program insentif bagi Guru Ngaji dan Pengajar Agama Non Muslim yang digagas Bupati Jember Muhammad Fawait berhasil mengantarkan Jember meraih penghargaan pada Detikcom Awards 2025 di Jakarta Selatan, Rabu (26/11/2025) diwakili oleh Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jember Regar Jeane Dealen.

KABAR RAKYAT, JEMBER - Komitmen Pemerintah Kabupaten Jember dalam memperkuat kebijakan inklusif kembali mendapat sorotan positif di tingkat nasional.

Program insentif bagi Guru Ngaji dan Pengajar Agama Non Muslim yang digagas Bupati Jember Muhammad Fawait berhasil mengantarkan Jember meraih penghargaan pada Detikcom Awards 2025 di Jakarta Selatan, Rabu (26/11/2025).

Dalam ajang bertema “Apresiasi Karya Insan Nusantara, Merajut Indonesia Gemilang” itu, Bupati Fawait dinobatkan sebagai Tokoh Pendorong Pluralisme dan Kesejahteraan Pendidik Agama, sebuah predikat yang menempatkan Jember sebagai daerah dengan inovasi pelayanan publik berbasis keberagaman.

Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jember Regar Jeane Dealen hadir menerima penghargaan tersebut. Ia menyebut apresiasi Detikcom sebagai penguatan moral bagi pemerintah daerah untuk terus menjaga nilai pluralisme dan memperluas kebijakan yang berkeadilan.

“Program insentif lintas agama ini dianggap sebagai langkah afirmatif yang tidak hanya menyejahterakan pendidik keagamaan, tetapi juga memperkokoh harmoni antarumat,” ujarnya usai menerima penghargaan.

Tahun 2025, program ini menjangkau sekitar 22.000 pendidik di 31 kecamatan dan 248 desa/kelurahan dengan nominal Rp1.500.000 per orang per tahun. Seluruh penyaluran dilakukan langsung ke rekening penerima melalui skema cashless guna menjamin akuntabilitas.

Regar menjelaskan, distribusi insentif sepanjang September hingga Oktober dilakukan bertahap di tingkat kecamatan, dengan fasilitasi balai desa untuk memudahkan pencairan.

Model ini, kata Regar, dinilai lebih terhormat bagi para pendidik agama dan menghilangkan potensi pemotongan dana. Survei internal Pemkab Jember mencatat tingkat kepuasan penerima mencapai di atas 90 persen.

Menurut Regar, dampak program ini tampak pada semakin menguatnya kualitas pendidikan moral di masyarakat. Bantuan tersebut membantu pendidik agama memenuhi kebutuhan keluarga dan mendorong mobilitas mereka saat melakukan pengajaran.

“Skema lintas agama yang diterapkan Jember juga terbukti mempererat interaksi sosial dan menjaga iklim keberagaman tetap harmonis,” tambahnya.

Ia menilai, tata kelola program yang rapi membuka ruang integrasi dengan program sosial lain seperti UHC, administrasi kependudukan, dan pengembangan pemuda berbasis kegiatan keagamaan. Transparansi penyaluran dana menjadi faktor yang turut diapresiasi secara nasional.

Dengan diraihnya penghargaan ini, Jember kembali menegaskan diri sebagai daerah yang progresif dalam kebijakan publik berbasis kemanusiaan dan inklusivitas.

“Komitmen pemerintah adalah menghadirkan pelayanan yang humanis, inklusif, dan menjadi fondasi masyarakat yang rukun serta berkeadilan,” tutup Regar.(adr)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow