Jember Masuk Daerah Terbaik Nasional Turunkan Buta Aksara, Gus Fawait: Ini Buah Kerja Kolektif

Sep 28, 2025 - 11:28
Sep 28, 2025 - 15:26
 0
Jember Masuk Daerah Terbaik Nasional Turunkan Buta Aksara, Gus Fawait: Ini Buah Kerja Kolektif
Kabupaten Jember kembali menorehkan prestasi tingkat nasional dengan meraih penghargaan pada peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-59 yang dirangkai dengan Gebyar Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) bertema “Kesalehan Literasi Digital, Membangun Peradaban” di Jakarta, 25–26 September 2025.

KABAR RAKYAT, JEMBER - Kabupaten Jember kembali menorehkan prestasi tingkat nasional dengan meraih penghargaan pada peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-59 yang dirangkai dengan Gebyar Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) bertema “Kesalehan Literasi Digital, Membangun Peradaban” di Jakarta, 25–26 September 2025.

Penghargaan tersebut diberikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah kepada Jember atas dedikasi dan peran aktif dalam percepatan penurunan angka buta aksara. 

Kepala Bidang PAUD Dinas Pendidikan Jember Muhammad Ghozali  menerima penghargaan secara langsung dari Dirjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin.

Bupati Jember Muhammad Fawait menyebut capaian ini lahir dari kerja bersama semua pihak.

“Alhamdulillah, penghargaan ini bukti bahwa jika kita fokus kerja, kerja, dan kerja sesuai arahan Presiden, hasilnya nyata. Kami akan terus memperluas akses pendidikan dan meningkatkan kualitas SDM demi masa depan Jember yang lebih baik,” ujarnya, Minggu (28/9/2025). 

Kepala Dinas Pendidikan Jember Hadi Mulyono menegaskan penghargaan ini bukan sekadar simbol, tetapi didukung data Badan Pusat Statistik (BPS). 

Hadi menyebut, dalam setahun terakhir, angka buta aksara di Jember menurun signifikan. Dari sekitar 42 ribu anak putus sekolah berdasarkan data Dapodik dan EMIS dua tahun lalu, setelah diverifikasi ulang bersama mahasiswa KKN jumlahnya berkurang menjadi 22 ribu anak.

Program strategis yang digagas antara lain verifikasi data berbasis mahasiswa KKN, penguatan pendidikan vokasi bagi anak di luar sekolah formal, serta perluasan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dari 14 menjadi 28 lembaga. 

“Yang dihargai pemerintah pusat bukan sekadar turunnya angka, tapi percepatan penanganan yang terukur dan sesuai data resmi BPS,” kata Hadi.

Meski begitu dia mengakui tantangan masih besar karena angka anak tidak sekolah di Jember masih relatif tinggi. Pemkab akan terus mendorong program Pendidikan Kecakapan bagi Masyarakat (PKPM), memperluas akses pendidikan formal, hingga menambah beasiswa dan jalur pendidikan non formal lainnya.

“Penghargaan ini bukan akhir, melainkan pemicu semangat agar setiap anak di Jember bisa mendapat hak pendidikannya. Masa depan Jember ditentukan oleh kualitas pendidikan hari ini,” tutup Hadi.(adr)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow