Kadispendik Bondowoso Pastikan Revitalisasi Pendidikan Tetap Jalan di Tengah Efisiensi Anggaran
Haeriyah menjelaskan, besarnya alokasi anggaran untuk sektor pendidikan menjadi bukti nyata bahwa pembangunan infrastruktur pendidikan tetap menjadi prioritas. Dana tersebut berasal dari berbagai sumber, mulai dari Dana Alokasi Khusus (DAK), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), hingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

KABAR RAKYAT BONDOWOSO– Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Kabupaten Bondowoso, Haeriyah Yuliati, menegaskan bahwa efisiensi anggaran yang terjadi saat ini tidak berdampak signifikan pada kebutuhan dunia pendidikan, terutama dalam hal perbaikan infrastruktur sekolah.
Menurutnya, baik pemerintah pusat maupun daerah tetap menunjukkan komitmen tinggi untuk memberikan perhatian penuh terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
Haeriyah menjelaskan, besarnya alokasi anggaran untuk sektor pendidikan menjadi bukti nyata bahwa pembangunan infrastruktur pendidikan tetap menjadi prioritas. Dana tersebut berasal dari berbagai sumber, mulai dari Dana Alokasi Khusus (DAK), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), hingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Alhamdulillah, meski ada efisiensi, tapi tidak berdampak pada kebutuhan pendidikan. Justru anggaran untuk infrastruktur pendidikan masih cukup besar. Dengan begitu, kita masih bisa mengakses perbaikan di sejumlah lembaga pendidikan,” ungkap Haeriyah, Sabtu (27/9/2025).
Ia juga menyinggung soal penggunaan Belanja Tak Terduga (BTT) yang memang hanya diperuntukkan bagi kebutuhan mendesak, seperti kebencanaan atau kejadian tak terduga lainnya.
Haeriyah mencontohkan peristiwa yang menimpa SDN Dawuhan di Kecamatan Tenggarang, di mana gedung sekolah yang terdampak bencana akhirnya bisa diperbaiki dengan dukungan dana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi.
“Kalau sekolah ambruk karena bencana, itu bisa dibiayai dari BTT. Jadi masih memungkinkan, karena memang sesuai peruntukannya untuk kebutuhan yang sifatnya darurat atau emergency,” jelasnya.
Lebih lanjut, Haeriyah menegaskan bahwa bangunan sekolah yang sudah berusia tua tetap akan menjadi prioritas untuk diperbaiki.
Menurutnya, banyak gedung pendidikan yang sudah berdiri lebih dari 20 tahun dan secara teknis memang membutuhkan perhatian serius.
“Bangunan yang memang sudah termakan usia, kalau sifatnya mendesak untuk diperbaiki, tentu akan kita prioritaskan,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga memberikan pesan khusus kepada para kontraktor yang menggarap proyek revitalisasi pendidikan.
Ia mengingatkan agar pekerjaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan. Hal ini, menurutnya, sangat menentukan kualitas serta daya tahan bangunan dalam jangka panjang.
“Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus benar-benar memastikan pembangunan sesuai dengan spek. Kalau sesuai, insyaallah usia bangunan akan sesuai kapasitasnya.
Tentu kecuali ada hal di luar dugaan, seperti bencana alam. Tapi kalau pembangunannya baik dan perawatannya terjaga, maka usia bangunan bisa dijamin cukup lama,” tegas Haeriyah.
Dengan komitmen tersebut, ia berharap dunia pendidikan di Bondowoso dapat terus berkembang, tidak hanya dari sisi mutu pembelajaran, tetapi juga dari segi infrastruktur yang layak, aman, dan nyaman bagi anak-anak.
What's Your Reaction?






