Petani Kecil di Koncer Kidul Bondowoso Tak Pernah Dapat Pupuk Subsidi: "Kami Hanya Jadi Penonton"

BONDOWOSO— Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian terus menggelontorkan program bantuan pupuk bersubsidi untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Hingga pertengahan 2025, lebih dari satu juta ton pupuk subsidi jenis urea dan NPK telah diklaim disalurkan ke seluruh wilayah Indonesia.
Namun, kondisi di lapangan justru bertolak belakang dengan pernyataan tersebut. Para petani kecil di Desa Koncer Kidul mengaku sudah lama tidak mendapatkan bantuan pupuk subsidi.
Bahkan, beberapa di antaranya menyebut belum pernah sekalipun menerima, meski telah memenuhi semua persyaratan administratif.
Supriani, petani setempat, mengungkapkan bahwa dirinya telah menyerahkan dokumen seperti KTP dan SPPT ke kios pupuk resmi. Namun hasilnya nihil.
“Sudah saya serahkan semua persyaratannya, tapi tak pernah dapat. Kalau pun ada pupuk di kios, harganya sudah tidak sesuai harga subsidi,” ungkap Supriani, Sabtu (5/7/2025).
Ia kini terpaksa membeli pupuk nonsubsidi dengan harga jauh lebih mahal. Hal ini tentu membebani biaya produksi, apalagi di tengah harga hasil panen yang tidak menentu.
“Program ini katanya buat kami, tapi kami malah dikorbankan. Subsidi hanya jadi wacana,” lanjutnya dengan nada kecewa.
Hal senada juga disampaikan Sale Hudin, petani lain di desa tersebut. Ia mengaku terakhir kali menerima pupuk subsidi adalah pada tahun 2022. Sejak 2023, distribusi berhenti tanpa penjelasan.
“Dulu saya rutin dapat. Tapi sejak tahun kemarin sampai sekarang tidak lagi. Tidak ada pemberitahuan juga,” katanya.
Program subsidi semestinya menjadi penopang utama bagi petani kecil yang bergantung penuh pada pertanian untuk bertahan hidup. Namun realitanya, kelompok ini justru menjadi pihak yang paling sering terabaikan.
What's Your Reaction?






