TPST Mandek, Tumpukan Sampah Banjiri Kota Bangkalan, Warga Resah
Tumpukan sampah kembali mencemari Kota Bangkalan setelah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) berhenti beroperasi. Warga resah, pedagang terganggu, dan pemerintah berjanji segera menuntaskan persoalan kebersihan kota.
KABAR RAKAT,BANGKALAN– Permasalahan sampah kembali menjadi sorotan di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Sejak berhentinya operasional Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) beberapa waktu terakhir, tumpukan sampah mulai menjamur di sejumlah titik dalam kota.
Kondisi ini menimbulkan keluhan dari warga serta mengganggu kenyamanan publik di kawasan padat aktivitas.
Pantauan Media Kabarrakyat.id, Kamis (13/11/2025), penumpukan sampah terlihat mencolok di beberapa area utama, seperti Pasar Ki Lemah Duwur, Jalan Halim Perdana Kusuma, dan Jalan Raya Telang. Gunungan plastik, sisa makanan, dan limbah pasar menimbulkan aroma tak sedap yang menyelimuti udara di sekitar lokasi.
Warga dan pengguna jalan mengaku mulai terganggu dengan kondisi tersebut. “Setiap lewat sini sekarang harus tutup hidung. Baunya luar biasa,” ujar Ahmad, pengendara ojek online yang kerap melintas di Jalan Halim Perdana Kusuma.
Tak hanya pengendara, para pedagang di Pasar Ki Lemah Duwur juga mengeluhkan dampak dari tumpukan sampah. Aktivitas jual beli menjadi tidak nyaman karena bau yang menyengat dan lalat yang semakin banyak.
“Sudah dua hari sampah di sini tidak diangkut. Kami khawatir nanti menimbulkan penyakit,” kata Siti Aminah, pedagang sayur di pasar tersebut, Rabu (12/11/2025).
Siti mengaku biasanya sampah pasar diangkut setiap pagi oleh petugas. Namun, sejak TPST berhenti beroperasi, petugas pengangkut hanya datang sekali dalam dua hari, membuat volume sampah semakin menumpuk.
Menanggapi keluhan tersebut, Bupati Bangkalan Lukman Hakim membenarkan adanya kendala teknis yang menyebabkan penghentian sementara aktivitas TPST. Ia menyebutkan, fasilitas pengolahan sedang menjalani perbaikan agar sistem kembali berjalan optimal.
“Kami sedang melakukan evaluasi dan perbaikan sistem di TPST agar bisa kembali beroperasi dengan baik. Sementara ini, pengangkutan masih dilakukan secara terbatas ke TPA,” jelas Lukman saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (13/11/2025).
Lukman menegaskan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangkalan telah berkoordinasi dengan pihak ketiga untuk mempercepat proses perbaikan. Pemerintah juga menyiapkan langkah darurat agar penanganan sampah di lapangan tidak terhenti total.
“DLH sudah bergerak untuk memperbanyak armada sementara. Kami juga imbau masyarakat agar lebih bijak membuang sampah dan melakukan pemilahan sejak dari rumah,” tambahnya.
Sementara itu, sejumlah aktivis lingkungan menilai persoalan ini menunjukkan lemahnya sistem pengelolaan sampah di tingkat kabupaten. Mereka mendesak agar Pemkab tidak hanya bergantung pada satu fasilitas TPST semata.
“Kalau TPST berhenti, seluruh kota terdampak. Pemkab perlu menyiapkan alternatif, seperti memperkuat bank sampah dan edukasi masyarakat agar tidak tergantung satu titik pengolahan,” ujar Hendrayanto, pemerhati lingkungan asal Bangkalan.
Menurutnya, momentum ini bisa menjadi titik evaluasi besar untuk memperbaiki kebijakan pengelolaan sampah di Bangkalan. “Krisis sampah harus dijawab dengan solusi sistemik, bukan reaktif,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, sejumlah armada pengangkut sampah terlihat mulai beroperasi di beberapa titik Tempat Penampungan Sementara (TPS). Namun, volume sampah yang menumpuk masih cukup besar. Warga berharap agar perbaikan fasilitas TPST segera rampung, sehingga Bangkalan bisa kembali bersih, nyaman, dan terbebas dari bau menyengat.
Penulis: Luhur Utomo
What's Your Reaction?