Bupati Bondowoso Dorong Sepak Bola Jadi Motor Ekonomi Baru Daerah
Dalam acara pelepasan tim yang digelar di Pendopo Bupati, Bupati Hamid menyampaikan apresiasinya terhadap perjuangan pemain dan ofisial yang berhasil mengharumkan nama Bondowoso hingga level nasional.

BONDOWOSO— Keberangkatan tim Persebo 1964 U-16 ke ajang TopSkor Nasional di Bogor, Jawa Barat, tak hanya menjadi peristiwa penting bagi dunia olahraga Bondowoso, tetapi juga momentum strategis bagi Bupati KH Abdul Hamid Wahid untuk menyuarakan visi besar: menjadikan sepak bola sebagai bagian dari industri ekonomi baru di daerah.
Dalam acara pelepasan tim yang digelar di Pendopo Bupati, Bupati Hamid menyampaikan apresiasinya terhadap perjuangan pemain dan ofisial yang berhasil mengharumkan nama Bondowoso hingga level nasional. Namun, lebih dari sekadar prestasi, ia menyoroti potensi sepak bola sebagai sektor yang bisa dikembangkan secara serius dan berkelanjutan.
“Sepak bola bukan hanya soal menang dan kalah. Ini tentang semangat, ekonomi, dan industri. Potensi sepak bola di Bondowoso bisa jadi kekuatan ekonomi baru kalau digarap serius,” tegasnya, Sabtu (2/8/2025).
Bupati juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan pelaku usaha untuk mengembangkan ekosistem olahraga. Ia mengajak pihak swasta mulai melirik sektor ini sebagai ladang investasi potensial yang berdampak luas bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
“Kita tidak bisa andalkan APBD terus-menerus. Harus ada peran swasta. Sepak bola ini bisa hidup jika ada dukungan yang berkelanjutan,” imbuhnya.
Di sisi lain, keikutsertaan Persebo U-16 dalam TopSkor Nasional menjadi contoh konkret bahwa pembinaan yang konsisten mampu melahirkan prestasi. Ketua Askab PSSI Bondowoso, Subangkit Adi Putra, mengungkapkan bahwa tim telah melalui proses panjang sejak awal tahun, mulai dari kompetisi regional hingga berhasil menjadi juara dan meraih tiket ke babak nasional.
“Target kami jelas: tembus babak knockout. Minimal empat besar,” kata Subangkit penuh optimisme.
Sebagai bentuk keseriusan, Persebo bahkan memanggil pulang sejumlah talenta muda Bondowoso yang berkarier di klub-klub besar nasional seperti Barito Putera, Bali United, dan Madura United.
Meski demikian, Subangkit tak menampik bahwa keterbatasan infrastruktur dan pembinaan usia dini menjadi tantangan utama. Tanpa sistem yang mapan dan dukungan jangka panjang, keberhasilan seperti ini berisiko menjadi capaian sesaat.
Momentum ini seharusnya menjadi titik tolak. Jika ditopang oleh visi kepemimpinan dan strategi pengembangan olahraga berbasis ekonomi, sepak bola bisa menjadi salah satu sektor unggulan yang menggerakkan roda pembangunan daerah.
What's Your Reaction?






