Di Hadapan Gus Fawait, APHI: Tidak Boleh Ada Diskriminasi dan Intimidasi Terhadap Honorer

KABAR RAKYAT, JEMBER - Era kepemimpinan Bupati Gus Fawait, tidak boleh ada kesan diskriminasi dan intimidasi terhadap honorer kesehatan saat menjalankan tugas.
Pernyataan itu, disampaikan oleh Imam Hairon, S.H selaku penasehat hukum aliansi perjuangan honorer independen (APHI) tenaga kesehatan di Pendopo Wahyawibawagraha, Jumat (28/03/2025) malam.
Imam membeberkan, sebelumnya terdapat beberapa pengaduan dari honorer tenaga kesehatan yang masuk ke APHI Jember. Namun tidak terkespos ke media.
"Macam-macam pengaduan yang masuk ke APHI. Mulai dari dugaan ancaman diberhentikan, diberi tugas melebihi kemampuan dan kesan intimidasi yang diduga dilakukan oleh oknum di tempat kerjanya," katanya.
APHI mencatat, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, perlakuan tidak menyenangkan yang dialami honorer kesehatan ada 5 kasus lebih. Bahkan, sebelumnya ada ancaman fisik.
"Kita berapa kali melakukan advokasi. Kejadian ini, tidak boleh terulang kembali dan Pemkab Jember harus memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi mereka," katanya.
Maka dari itu, ke depan, Imam mengajak, stake holder terkait untuk bisa duduk bersama agar hal serupa tidak terjadi kembali.
"Ruh APHI adalah perjuangan. Kami akan bersinergi dengan semua pihak termasuk organisasi profesi seperti PPNI, IBI dan organisasi lain untuk bersama-sama memberikan edukasi dan advokasi terhadap anggotanya," harapnya.
Apa yang dialami oleh anggota APHI, menurut Imam, adalah bentuk tindakan yang dilakukan oleh oknum berpotensi melawan hukum.
"Tetapi, kebanyakan honorer takut untuk mengadukan. Karena alasan takut dipecat dan diberhentikan. Sehingga, memilih diam," bebernya.
Yang paling miris lagi, kata Imam, kasus salah paham dan sepele gegara hanya bertanya tentang kapan japel cair berujung menjadi persoalan.
"Kejadian ini menimpa honorer. Sudah gajinya tidak seberapa, jarak tempuh pun jauh. Gegara menanyakan haknya disoal oleh oknum dan terkesan dipermasalahkan," sebutnya.
Dirinya memastikan, advokasi akan terus dilakukan oleh APHI agar para honorer bisa nyaman bekerja dan memberikan pelayanan prima bagi masyarakat.
"Kami pastikan, APHI akan terus melakukan pengawalan. Kalau perlu, kami akan buka layanan pengaduan. Tidak boleh ada lagi, ada kesan diskriminasi dan intimidasi ke honorer," tuturnya.
Sementara Bupati Jember Gus Fawait menanggapi serius persoalan itu. Katanya, selama kepemimpinannya akan berjuang maksimal untuk kesejahteraan honorer.
"Kami akan tanggapi apapun keluhannya lewat aplikasi wadul Guse Monggo kita adukan ke kita akan kita tindak lanjuti. Kami, akan beri ruang kepada APHI untuk beraudiensi jika diperlukan," tutupnya.
Disinggung sisa honorer tenaga kesehatan yang masih belum lolos tes ASN PPPK dan berpotensi masuk paruh waktu, dirinya mengaku masih akan berkoordinasi.
"Kami memiliki tim hukum yang konsen untuk mempelajari itu. Jika tidak menabrak aturan, mengapa tidak. Doanya, semua honorer terangkat semua," tutupnya.
What's Your Reaction?






