Pemkab Jember Warisi Utang Rp214 Miliar Program J-Keren, Belum Masuk APBD 2025

Oct 21, 2025 - 15:59
Oct 22, 2025 - 07:26
 0
Pemkab Jember Warisi Utang Rp214 Miliar Program J-Keren, Belum Masuk APBD 2025
Bupati Jember Muhammad Fawait dalam agenda Gus'e Peduli Kesehatan di RSD Kalisat pada 5 Agustus 2025 lalu.

KABAR RAKYAT, JEMBER - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember masih menanggung utang sebesar Rp214 miliar kepada tiga rumah sakit daerah, yakni RSD dr. Soebandi, RSD Balung, dan RSD Kalisat.

Tanggungan tersebut berasal dari program J-Keren (Jember Sehat dan Keren) yang dijalankan pada periode pemerintahan sebelumnya, sejak 2022 hingga 2024.

Bupati Jember Muhammad Fawait menyatakan bahwa penyelesaian utang itu menjadi tanggung jawab pemerintahannya saat ini.

“Pemkab Jember masih punya utang di tiga rumah sakit sebesar Rp214 miliar. Meski berasal dari pemerintahan sebelumnya, tanggung jawab pembayaran kini ada pada kami,” katanya usai menjenguk pasien di RSD dr. Soebandi, Selasa (21/10/2025).

Untuk menindaklanjuti persoalan tersebut, Pemkab Jember telah mengumpulkan para direktur rumah sakit dan Dinas Kesehatan guna merumuskan langkah penyelesaian tanpa mengganggu pelayanan publik.

“Kami sudah menggelar rapat dengan para direktur rumah sakit dan Dinkes untuk mencari solusi. Mudah-mudahan tahun depan bisa terselesaikan,” ujarnya.

Namun, Fawait mengakui bahwa pembayaran utang tersebut belum dianggarkan dalam APBD 2025 karena rumah sakit belum menyusun Rencana Penggunaan Anggaran (RPA) sebagai dasar pengalokasian dana.

“Belum kami anggarkan karena belum ada perencanaan RPA dari rumah sakit,” jelasnya.

Fawait juga mengingatkan agar perangkat daerah, terutama sektor kesehatan, lebih berhati-hati dalam merancang program agar tidak menimbulkan beban keuangan bagi pemerintahan berikutnya.

“Pemerintah harus realistis. Jangan membuat program tanpa perhitungan matang. Kalau pun berutang, jangan sampai menyusahkan yang datang sesudahnya,” tegasnya.

Program J-Keren merupakan layanan kesehatan gratis yang digagas mantan Bupati Hendy Siswanto. Dalam pelaksanaannya, program tersebut tidak diikuti dengan skema pembayaran yang jelas, sehingga menimbulkan tunggakan ke sejumlah rumah sakit.(adr)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow