Program Literasi-Numerasi Berbuah Prestasi, Rida Syamsiah Juara 3 Nasional
Rida menekankan bahwa inovasi ini awalnya bukan dibuat untuk kebutuhan perlombaan. “Ini program berbasis kebutuhan sekolah. Kami mulai dari perencanaan berbasis data. Rapor pendidikan 2024 menunjukkan literasi kami memang hijau, tetapi masih ada 22,22 persen murid di bawah kompetensi minimum dan 4,44 persen jauh di bawah kompetensi minimum,” tuturnya.
KABAR RAKYAT, BONDOWOSO - Kepala SMP Pujer, Rida Syamsiah, meraih prestasi membanggakan di ajang Lomba GTK Transformatif Kepala SMP tingkat nasional. Setelah menjuarai seleksi di tingkat Kabupaten dan Provinsi, Rida berhasil melaju hingga ke tingkat nasional dan meraih posisi juara 3.
Rida menjelaskan bahwa GTK Transformatif merupakan guru atau tenaga kependidikan yang membawa perubahan melalui inovasi untuk menghadirkan pembaruan di lingkungan sekolah. Inovasi yang ia usung adalah program GELORA (Gerakan Literasi Numerasi Guru Berdaya) yang didukung oleh aplikasi SIGMA (Sinergi Guru Melek Literasi Numerasi).
“Inovasi itulah yang saya bawa sebagai pembaruan di SMP Pujer,” ujarnya saat ditemui di ruangannya, Rabu (3/12/2025).
Rida menyampaikan bahwa perubahan akibat pelaksanaan program tersebut terlihat jelas melalui peningkatan rapor pendidikan sekolah. Pada 2024, capaian numerasi SMP Pujer masih berada pada kategori kuning dan menjadi indikator yang harus ditingkatkan.
“Setelah pelaksanaan inovasi ini, rapor numerasi 2025 sudah berwarna hijau dengan capaian dan peningkatan tertinggi,” kata Rida.
Ia menegaskan, baik literasi maupun numerasi mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Rida menekankan bahwa inovasi ini awalnya bukan dibuat untuk kebutuhan perlombaan.
“Ini program berbasis kebutuhan sekolah. Kami mulai dari perencanaan berbasis data. Rapor pendidikan 2024 menunjukkan literasi kami memang hijau, tetapi masih ada 22,22 persen murid di bawah kompetensi minimum dan 4,44 persen jauh di bawah kompetensi minimum,” tuturnya.
Melihat data tersebut, sekolah kemudian menyusun langkah perbaikan sesuai rekomendasi rapor pendidikan, yakni peningkatan kompetensi guru.
Dari analisis kebutuhan itu, SMP Pujer meluncurkan program “1 Guru 1 Inovasi”. Seluruh guru—sebanyak 17 orang—diminta membuat inovasi pembelajaran numerasi dan literasi di mata pelajaran masing-masing.
Namun sebelum membuat inovasi, para guru mengikuti penyamaan persepsi dan pelatihan. SMP Pujer bekerja sama dengan dosen-dosen dari Universitas Jember (UNEJ) untuk penguatan literasi dasar serta model pembelajaran yang mendorong daya nalar kritis murid. Selain itu, fasilitator daerah juga dilibatkan untuk memastikan konsep yang digunakan para guru tepat dan terarah.
Sebagai kepala sekolah, Rida berperan langsung memberikan pendampingan dan memastikan guru tidak takut dengan kata inovasi.
“Guru tidak perlu alergi dengan inovasi, karena sebenarnya inovasi itu bukan sesuatu yang menakutkan. Inovasi dibuat untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran,” jelasnya.
Melalui pendampingan, diskusi, dan sesi berbagi, para guru kemudian mengimplementasikan inovasi mereka di kelas masing-masing.
Prestasi nasional yang diraih Rida menjadi bukti keberhasilan pendekatan transformasi berbasis data dan kolaborasi yang ia terapkan di SMP Pujer. Program ini sekaligus menunjukkan bahwa perubahan signifikan dapat tercapai ketika sekolah berani berinovasi secara terstruktur dan berkelanjutan.
What's Your Reaction?