Setahun Setelah Galodo, MTsN 7 Sungai Jambu Bangkit: Hibah Tanah Teguhkan Harapan
Setahun setelah bencana galodo melanda, MTsN 7 Sungai Jambu mulai bangkit. Dengan kepemimpinan Kepala Madrasah Setrial, dukungan masyarakat, dan hibah tanah dari Tujuh Kaum, harapan baru tumbuh bagi kelangsungan pendidikan di Tanah Datar

TANAH DATAR– Luka akibat bencana galodo yang melanda setahun lalu masih membekas di hati keluarga besar MTsN 7 Sungai Jambu.
Gelombang lumpur dan material yang menerjang kawasan madrasah kala itu seketika merenggut keceriaan ruang belajar. Tawa siswa mendadak berganti dengan duka dan keheningan.
Namun, di balik kesedihan itu, perlahan cahaya harapan kembali muncul. Kepala MTsN 7 Sungai Jambu, Drs. Setrial Dt. Tankali, tampil sebagai sosok yang menyalakan api semangat di tengah keterpurukan, Senin (16/9/2025).
Baginya, pemulihan memang tidak mudah. Tetapi berkat dukungan masyarakat, perhatian pemerintah, serta doa yang tak henti dipanjatkan, madrasah ini mulai bangkit dari luka.
“Alhamdulillah, meskipun cobaan ini berat, kami tidak ingin menyerah. Justru musibah ini menyatukan hati kita semua untuk bangkit bersama. MTsN 7 Sungai Jambu tidak akan hilang ditelan bencana, tetapi akan tumbuh lebih kuat dari sebelumnya,” ungkap Setrial dengan mata berkaca-kaca.
Saat ini, proses pembelajaran siswa masih berlangsung di Masjid Jamik Sungai Jambu. Ruang kelas yang hancur akibat galodo belum bisa difungsikan.
“Anak-anak tetap bersemangat, meski sementara belajar di masjid. Untuk bangunan yang rusak, bantuan pembangunan sudah berjalan, namun masih dalam tahap pengerjaan,” jelasnya.
Di tengah keterbatasan itu, kabar gembira datang. MTsN 7 Sungai Jambu mendapat hibah tanah dari masyarakat Tujuh Kaum. Hibah ini menjadi tonggak penting bagi masa depan madrasah, sekaligus wujud kepedulian bersama terhadap kelangsungan pendidikan.
“Ini adalah anugerah luar biasa. Tanah hibah dari Tujuh Kaum membuktikan bahwa madrasah ini bukan hanya milik kami, tetapi milik seluruh masyarakat yang ingin menjaga pendidikan tetap hidup,” tutur Setrial penuh haru.
Meski fasilitas terbatas, semangat belajar para siswa tidak pernah padam. Para guru terus berdiri teguh, menanamkan keyakinan bahwa cita-cita tetap bisa diraih meski pernah dilanda bencana.
Dukungan masyarakat sekitar pun terasa nyata. Mereka bahu-membahu membersihkan sekolah, memperbaiki fasilitas, dan memberi bantuan yang memperkuat ikatan kebersamaan.
Kini, meski perjalanan pemulihan masih panjang, optimisme kian terasa. Anak-anak kembali berlari di halaman, doa kembali berkumandang di pagi hari, dan tawa mulai terdengar di ruang-ruang belajar darurat.
Bencana memang meninggalkan luka, tetapi dari luka itu tumbuh tekad dan kekuatan baru. Dengan semangat kebersamaan, hibah tanah dari Tujuh Kaum, serta kepemimpinan Drs. Setrial Dt. Tankali, MTsN 7 Sungai Jambu berdiri kembali sebagai lentera ilmu yang tak akan padam.
What's Your Reaction?






