Sumariyanto, “Pak Yan” Suara Abadi Radio Bangkalan Raih Gelar Penyiar Legendaris

Sumariyanto atau Pak Yan, penyiar Radio Suara Bangkalan FM sejak 1994, menerima penghargaan "Penyiar Legendaris" pada ajang Anugerah Tokoh Perubahan dan Puncak Apresiasi Diskominfo Merdeka Fest 2025. Dedikasinya lebih dari tiga dekade di dunia penyiaran mengukuhkan jejaknya sebagai sosok inspiratif di Bangkalan.

Sep 25, 2025 - 11:01
Sep 25, 2025 - 11:04
 0
Sumariyanto, “Pak Yan” Suara Abadi Radio Bangkalan Raih Gelar Penyiar Legendaris
Bupati Bangkalan Lukman Hakim menyerahkan penghargaan “Penyiar Legendaris” kepada Sumariyanto dalam ajang Anugerah Tokoh Perubahan dan Puncak Apresiasi Diskominfo Merdeka Fest 2025 di Pendopo Agung Bangkalan, Rabu (24/9/2025).

BANGKALAN — Suaranya yang lantang dan khas telah akrab di telinga warga Bangkalan sejak puluhan tahun lalu. Di balik mikrofon Radio Suara Bangkalan FM, Sumariyanto (62), atau yang lebih dikenal dengan sapaan Pak Yan, menorehkan perjalanan panjang sebagai penyiar.

Sejak bergabung pada 1994, Ia tak pernah berhenti menghidupkan ruang dengar publik.

Meski dikenal pendiam dan sederhana dalam keseharian, saat berada di studio, suaranya mampu mencuri perhatian. Banyak pendengar yang tak menyangka, penyiar bersuara menggelegar itu kini telah memasuki usia senja.

Tiga dekade pengabdian itu berbuah apresiasi. Pada Rabu (24/9/2025), Sumariyanto menerima gelar “Penyiar Legendaris” dalam ajang Anugerah Tokoh Perubahan dan Puncak Apresiasi Diskominfo Merdeka Fest 2025.

Ia menjadi satu-satunya penerima penghargaan dari 12 rekan seprofesi yang telah purnatugas.

Penghargaan diberikan langsung oleh Bupati Bangkalan Lukman Hakim dan Wakil Bupati Moh Fauzan Jakfar, disaksikan Kepala Diskominfo Bangkalan, Zainal Alim, di Pendopo Agung Bangkalan.

Dengan rendah hati, Pak Yan menyampaikan rasa syukur. “Ini penghargaan kedua yang saya terima selama menjadi jurnalis dan penyiar. Sebelumnya, saya juga mendapat penghargaan dari media tempat saya berkarya,” ujarnya.

Baginya, dunia penyiaran menuntut pelakunya untuk terus beradaptasi dengan perkembangan digital. “Belajar dari para senior yang kaya pengalaman sangat penting. Jangan cepat merasa puas,” katanya.

Tak hanya berdedikasi pada profesinya, ayah tiga anak ini juga berhasil menghantarkan putra-putrinya menjadi abdi negara.

Di hadapan rekan-rekan jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Bangkalan (AJB), ia menitipkan pesan yang menjadi prinsip hidupnya: “Biarkan penamu yang berbicara.”

Pesan itu menutup perjumpaan hangat bersama komunitas yang selama ini mewarnai perjalanan hidupnya.


Penulis: Luhur Utomo

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow