Kisah Andik, PMI Asal Lamongan yang Buka Terapi Tradisional di Taiwan
Seorang PMI asal Lamongan, Andik Sugianto, memanfaatkan waktu luangnya di Taiwan untuk membuka praktik pengobatan tradisional.

KABARRAKYAT,LAMONGAN– Kisah inspiratif datang dari seorang pemuda asal Lamongan, Jawa Timur, yang kini bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan. Di sela kesibukannya sebagai buruh pabrik, ia membuka pengobatan alternatif dan pijat tradisional di negeri rantau.
Pemuda itu bernama Andik Sugianto, pria berusia 35 tahun kelahiran Lamongan. L
Sejak 2015, ia merantau ke Taiwan dan bekerja di sebuah pabrik aluminium.
Di luar jam kerja, ia mengisi waktunya dengan membuka praktik pengobatan tradisional yang ia kuasai dari sang ayah dan sekolah privat yang pernah ia ikuti.
"Sudah 10 tahun jadi PMI di Taiwan sebagai buruh pabrik aluminium. Saya buka pengobatan alternatif ini sejak 2018. Awalnya keliling, lalu sejak 2024 bisa sewa tempat di Taiwan untuk praktik," kata Andik saat dihubungi, Selasa (16/9/2025).
Andik menuturkan, pasien yang datang tidak hanya rekan sesama PMI, tetapi juga warga lokal Taiwan hingga pekerja migran dari Thailand. Praktiknya pun semakin dikenal dari mulut ke mulut.
Di hari kerja, Andik membatasi pasien sekitar tiga sampai empat orang. Namun, saat akhir pekan, jumlah pasien bisa melonjak hingga 30 sampai 40 orang.
"Pengobatan yang saya jalankan antara lain pijat urat, totok saraf, urut, sampai hipnoterapi. Semua saya pelajari dari almarhum bapak yang dulu tukang pijat dan juga dari sekolah privat. Alhamdulillah, di akhir pekan bisa sampai 40 pasien," ujarnya.
Meski pasien yang datang banyak, Andik tidak pernah mematok tarif tertentu. Ia menegaskan, pengobatannya bersifat sukarela.
"Tidak ada tarif, seikhlasnya saja," katanya.
Andik menambahkan, pengalaman membuka praktik di Taiwan menjadi bekal penting untuk masa depannya. Ia berencana membuka praktik tetap di kampung halamannya di Desa Bronjong, Kecamatan Bluluk, Lamongan, setelah masa kontrak kerjanya sebagai PMI selesai.
"Rencana pulang ke Indonesia tahun 2027. Nanti di kampung halaman akan saya lanjutkan buka praktik pengobatan ini," ucapnya.
Kisah Andik menjadi cermin bahwa pekerja migran Indonesia bukan hanya pahlawan devisa, tetapi juga sosok yang memiliki etos kerja tinggi dan tekad kuat untuk mengembangkan keterampilan di luar pekerjaan utama mereka.
Penulis: Yoga
What's Your Reaction?






